Guru Besar Teknik dan Direktur Perencanaan UGM Prof Budi Prayitno Tutup Usia

- 16 Mei 2021, 13:45 WIB
Almarhum Prof Budi Prayitno disemayamkan di Balairung untuk mendapatkan upacara penghormatan terakhir dari keluarga besar Universitas Gadjah Mada, Minggu 16 Mei 2021.
Almarhum Prof Budi Prayitno disemayamkan di Balairung untuk mendapatkan upacara penghormatan terakhir dari keluarga besar Universitas Gadjah Mada, Minggu 16 Mei 2021. /Dok. UGM

INDOBALINEWS - Prof. Dr. Ir. Budi Prayitno yang menjabat Direktur Perencanaan Universitas Gadjah Mada sekaligus Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, meninggal dunia Sabtu (15/5) pukul 13.15 di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta.

Sebelum dimakamkan di lokasi pemakaman keluarga besar UGM di Sawitsari, Minggu 16 Mei 2021, pria berusia 59 tahun itu disemayamkan di Balairung untuk mendapatkan upacara penghormatan terakhir dari keluarga besar Universitas Gadjah Mada.

Pria kelahiran Yogyakarta, 23 Juli 1961 ini meninggalkan satu orang istri dan dua orang anak.

Baca Juga: Muhammadiyah Desak PBB dan Dunia Internasional Jangan Tinggal Diam atas Konflik Israel Palestina

Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng, menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada keluarga almarhum beserta keluarga besar Fakultas Teknik.

“Semoga almarhum memperoleh tempat yang paling mulia di sisi Allah SWT, diterima amal kebaikannya, dan keluarga yang ditinggalkan memperoleh ketabahan untuk melanjutkan perjuangan almarhum,” katanya dilansir laman ugm.

Almarhum dikenal sebagai ilmuwan yang telah memberikan kontribusi besar dalam Ilmu Arsitektur, khususnya bidang pengembangan perumahan dan pengembangan perkotaan.

Baca Juga: Teddy Gusnaidi: Kita Termakan Hoax bahwa Konflik Palestina Israel adalah Perang Agama

Pidato pengukuhan Guru Besar Budi Prayitno pada 23 Juli 2020 lalu yang berjudul “Paradigma Baru Perumahan dan Pengembangan Perkotaan”.

Dalam pidatonya, Budi Prayitno menyampaikan bahwa pembangunan perumahan rakyat sampai saat ini belum menggunakan cara pandang sistemik atau dengan kata lain masih cenderung parsial atau fragmented, sedangkan kita dihadapkan dengan tantangan yang semakin kompleks dan rumit dalam memenuhi kebutuhan papan.

Diperlukan paradigma baru yang memosisikan rumah sebagai bagian dari isu perkotaan, di mana lahan menjadi faktor penentu efektivitas penyediaan perumahan

Baca Juga: Janji Menhub Budi Karya, Tahun 2022 Pelabuhan Sampalan Nusa Penida Siap Beroperasi

Paradigma baru ini adalah pembangunan perumahan sebagai bagian dari ekosistem industri perkotaan.

Ekosistem ini terdiri dari tiga unsur, yaitu ekonomi perkotaan, ruang, dan infrastruktur perkotaan serta ketangguhan perkotaan yang diintegrasikan dengan pemberdayaan nilai tangkapan lahan perkotaan melalui cohabitation dengan metode perekayasaan kebijakan melalui penguatan intervensi, institusi, inovasi, infrastruktur, dan investasi.

Dalam pidato tersebut, dia menyampaikan pandangannya bahwa tantangan pemenuhan kesejahteraan atas papan semakin berat akibat fenomena perumahan yang mengkota sehingga mengakibatkan harga konstruksi dan harga lahan semakin  tinggi.

Baca Juga: Rumah Tangganya Terasa Hambar, Arumi Bachsin Bermimpi Emil Dardak Nikah Lagi

Proses densifikasi dan intensifikasi pemanfaatan lahan yang saat ini berjalan sangat masif dan ekspansif serta didominasi oleh kekuatan pasar pun sangat rentan menimbulkan ketimpangan distribusi kesejahteraan atas papan,”.

Untuk itu, Budi menyampaikan perlunya inovasi kebijakan, strategi, dan program perlindungan hak bermukim masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan miskin di perkotaan.

Dalam empat tahun terakhir menjabat sebagai Direktur Perencanaan UGM memiliki peran besar dalam pembangunan universitas.

Baca Juga: Musisi Iwan Fals Sebut Kaesang Pangarep Cocok Menjadi Menpora

Sejak tahun 2017 mengemban amanah sebagai Direktur Perencanaan UGM. Dalam jabatan ini, menjadi tulang punggung kami dalam menyusun perencanaan pembangunan kampus.

"Pengalaman dan jejaring beliau yang luas berhasil mengantarkan kesuksesan dalam berbagai pembangunan fisik di UGM,” kata rektor.

Budi Prayitno menjadi dosen di Fakultas Teknik selama 35 tahun 3 bulan.  Pendidikan S1 diselesaikan di prodi Arsitektur Fakultas Teknik tahun 1985. Selanjutnya pendidikan Master of Engineering di Universitas Kyoto, Jepang tahun 1994. Sedangkan pendidikan doktor (Ph.D) diselesaikan di universitas yang sama tahun 1997. ***

Editor: R. Aulia

Sumber: ugm.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x