Hari Santri Nasional, Jangan Lupakan Jasa Para Mantan Santri 'Turun Gunung'

- 22 Oktober 2020, 09:16 WIB
Para Ustadzah dan Ustad di Madin Alfathah yang sebagian besar adalah lulusan pesantren yang mengabdikan ilmunya di masyarakat. Pelaksanaan belajar tetap mematuhi protokol kesehatan bermasker dan menjaga jarak. masker tak dipakai hanya saat berfoto saja--red)
Para Ustadzah dan Ustad di Madin Alfathah yang sebagian besar adalah lulusan pesantren yang mengabdikan ilmunya di masyarakat. Pelaksanaan belajar tetap mematuhi protokol kesehatan bermasker dan menjaga jarak. masker tak dipakai hanya saat berfoto saja--red) /Bunda Watik/Dok Madin Alfatah Jimbaran

INDOBALINEWS - Hari ini 22 Oktober 2020, Umat Muslim Indonesia memperingati Hari Santri yang tahun ini bertema "Santri Sehat Indonesia Kuat". Tema Sehat ini diambil sesuai dengan kondisi Indonesia yang masih dilanda pandemi covid-19.

Kementerian Agama, seperti yang dikutip dari halaman kemenag.go.id, lewat Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi menyampaikan apresiasinya kepada komunitas pesantren karena selama ini telah memberikan kontribusi besar dalam pembangunan dan perbaikan bangsa.

Baca Juga: Pariwisata Bali Terancam, Komite IV DPD RI Bambang Santoso Lirik Sektor Pertanian

Wamenag berharap Kyai, Ustadz Ustadzah dan para santri di pondok pesantren jangan lelah untuk memberikan kontribusinya bagi bangsa.

Harapan ini disampaikan Wamenag pada Santriversay dan Malam Puncak Hari Santri 2020, di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kementerian Agama, Jakarta pada Rabu 21 Oktober 2020 malam. “Jangan pernah lelah berkontribusi memperbaiki keadaan. Saya percaya selama santri terus berdedikasi untuk kebaikan bangsa, selama itu pula negara tercinta ini aman sentosa,” kata Wamenag, seperti yang dikutip indobalinews.com.

Baca Juga: TMMD 109 Kodim 1611 Badung Sosialisasi Toleransi Beragama

Tak kenal lelah ini juga yang diperlihatkan oleh mantan para santri dan santriwati yang 'turun gunung' mengabdi menerapkan ilmu yang daidapat di pesantren ke masyarakat. Seperti yang juga dirasakan oleh Ustadzah Watik dari Madrasah Diniyah (Madin) Alfathah Taman Griya Jimbaran Bali, yang telah 'turun gunung' selama 34 tahun berkelana membagi ilmu yang didapat dari pesantren Kediri Jawa Timur untuk membentuk generasi Islami yg berakhlakul karimah.

Baca Juga: Menteri Agama Fachrul Razi terkonfirmasi positif Covid-19.

"Harapannya saya hanya berharap anak anak yang Bunda asuh menjadi generasi Islami yg berakhlakul karimah," ujar Ustazah yang akrab dipanggil dengan sebutan Bunda Watik, kepada indobalinews.com. Akhlak karimah adalah ahklak yang baik atau terpuji sesuai tuntunan Islam.

Jasa para mantan santri yang terus mengabdi menyebarkan ilmu pesantrennya ini memang tak ternilai. Apalagi dengan kehidupan serba penuh dengan iming-iming kemudahan tekhnologi seperti televisi dan handphone yang kadang melenakan para orangtua dalam mendidik anak.

Para Ustadzah dan Ustad di Madin Alfathah yang sebagian besar adalah lulusan pesantren yang mengabdikan ilmunya di masyarakat. Pelaksanaan belajar tetap mematuhi protokol kesehatan bermasker dan menjaga jarak. masker tak dipakai hanya saat berfoto saja--red)
Para Ustadzah dan Ustad di Madin Alfathah yang sebagian besar adalah lulusan pesantren yang mengabdikan ilmunya di masyarakat. Pelaksanaan belajar tetap mematuhi protokol kesehatan bermasker dan menjaga jarak. masker tak dipakai hanya saat berfoto saja--red) Madin Alfathah Jimbaran

Seperti yang dikatakan Ikhwan dan Vivi, seorang ibu yang mengaku tak sempat lagi mengajarkan ilmu agama secara full karena kesibukan dunia mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. "Jasa para ustadzah dan ustadz yang memberi les mengaji buat anak baik di madrasah di perumahan atau di rumah-rumah keluarga sangat berharga. Siapa lagi yang akan memberi tambahan ilmu agama di jaman serba modern seperti ini," ujar Vivi.

Hal itu diungkapkan juga oleh Bunda Watik, yang telah berkeliling dari Jakarta, Surabaya, Jawa Timur hingga Pulau Bali. "Bahkan ada murid Bunda yang sekarang juga sudah punya anak cucu. Dari mulai mengajar neneknya, anaknya hingga cucunya. Alhamdulillah," imbuh ibu 3 orang anak dan nenek seorang cucu ini.

Baca Juga: Walikota Denpasar Apresiasi TMMD ke 109 Kodim Badung

Kesibukan para orangtua ini yang membuat Bunda Watik, kerap dipanggil mengajar privat mengaji di rumah-rumah di sela-sela kesibukannya mengajar di Madin. Bahkan tak sedikit juga orangtua santri yang bekerja di hotel, memintanya datang ke hotel untuk mengajari putra puteri para General Manager (GM) hotel dan karyawan hotel.

"Sekarang para santri murid Bunda, terus belajar juga tak kenal lelah dan bosan dan saat ini Alhamdulillah semua murid selalu disiplin tetap mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan tetap menjaga jarak. (***)

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah