Perupa Sujana Kenyem Melukis 24 Jam Nonstop, Langsung Pamerkan Karya di Komaneka Ubud

- 10 September 2021, 20:11 WIB
Perupa Nyoman Sujana Kenyem berkarya dalam program 'living gallery' yang hasilnya langsung dipamerkan di Komaneka Fine Art Gallery Ubud, Bali, 10-30 September 2021.
Perupa Nyoman Sujana Kenyem berkarya dalam program 'living gallery' yang hasilnya langsung dipamerkan di Komaneka Fine Art Gallery Ubud, Bali, 10-30 September 2021. /Dok Art Kenyem Studio

INDOBALINEWS - Perupa Nyoman Sujana Kenyem tak mau menyerah terhadap kondisi tak menentu akibat pandemi Covid-19.

Ia tetap berkreativitas dan menerima tantangan untuk melukis selama 24 jam nonstop di Komaneka Fine Art Gallery, Ubud, Gianyar, Bali.

Sujana Kenyem mulai melukis pada Kamis (9/9/2021) pagi, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-49 dan menyelesaikan 24 karya pada Jumat (10/9/2021). Ke-24 karya langsung dipamerkan di Komaneka hingga 30 September 2021.

Baca Juga: Geger Laporan The Intercept Terkait Covid 19, Kepala Penasihat Medis Gedung Putih Didesak Mundur

Ia berkarya dalam kegiatan ‘living gallery’ yang diselenggarakan untuk tetap menyalakan aktivitas seniman dan galeri yang ‘tiarap’ selama pandemi.

“Konsep saya dalam kegiatan ini menjadikan kanvas sebagai ladang bercocok tanam yang memberikan hasil bumi berlimpah untuk kesejahteraan lahir batin,” kata Sujana Kenyem pada Jumat, 10 September 2021.

Kata dia Komaneka berinisitif menggelar ‘living gallery’ untuk memberikan kesempatan kepada seniman tetap berkarya pada saat pandemi.

Sejumlah seniman akan bergantian mengisi kegiatan yang dimaksudkan untuk tetap menghidupkan atmosfer galeri ini.

Baca Juga: Messi Pecahkan Rekor Gol Pele, Bigini Reaksi Netizen 

Sujana Kenyem mengatakan berkarya di galeri memberikan sensasi yang berbeda dengan melukis di rumah atau di studio sendiri.

Berkarya di ‘living gallery’ memerlukan spontanitas dan respons atas segala inspirasi yang tiba-tiba datang. Ia menstimulasi dirinya untuk bereaksi cepat mengeksplorasi warna yang diterkan di atas  24 kanvas secara silmultan.

Menjadikan kanvas sebagai ladang membuat Kenyem yang sejak kecil dibesarkan di kawasan seni dan agraris ini menempatkan proses berkarya seperti halnya rutinitas petani di sawah atau kebun mulai dari mencangkul menyiapkan lahan, menanam, mengairi, memupuk, merawat, hingga memanen.

Setelah menyelesaikan warna dasar dan membuat garis besar pola, ia bebas menuruti kata hati untuk  merawat ladang-ladangnya. Saat itulah ia tertantang melakukan improvisasi agar dapat ‘menyuburkan’ seluruh ladang garapan.

Baca Juga: Pascaserangan 11 September 2001, Derita Muslim Amerika: Dirundung hingga Jadi Target Komentar Rasis

Pengaruh alam lingkungan yang kerap mewarnai karya Kenyem tetap kentara dalam lukisan akhir dari kegiatan ini. Ia yakin alam terkembang jadi guru, yang ia maknai sebagai inspirasi yang tak pernah habis untuk digali. Baginya, alam menjadi pawisik sejati.

Kenyem memang konsisten mengusung tema-tema alam, bahkan dalam karya abstrak yang ia tekuni juga diilhami dari imaji alam seperti rerajah dedaunan, kulit pohon, pelapukan kayu, irisan tanah, lumut, lelehan lava, dan berbagai rupa semesta lainnya.

Kenyem pameran pertama kali pada 1992 di Art Center Denpasar. Setelah lulus dari STSI (kini ISI) Denpasar pada 1998 telah belasan kali pameran tunggal di Nalita Gallery, Stockholm, Swedia (1996), D'Peak Art Space, Singapura (2009), Kelana Jaya, Selangor, Malaysia (2013).

Sedangkan pameran bersama antara lain Beijing International Art Biennale, China (2010); Mac Art Museum, Daebudo, South Korea (2016). Kenyem juga membangun jejaring dengan sejumlah perupa di kawasan Asia.  

Baca Juga: Leo dan Virgo, Berhenti Jadi Pesimis! Apakah Ini Hari Baik Cancer? Cek Ramalan Zodiak 10 September 2021

Pengalaman berkesenian selama tiga dekade membuat Kenyem akrab melakukan olah rasa sambil menyelami nuansa dan tanda-tanda alam yang membawa alam bawah sadarnya mengeram citraan alam yang kelak tertuang dalam karya-karyanya.

Karyanya banyak mengeksplorasi bambu, daun, dahan, ranting, dan bunga yang cenderung ritmik dan meditatif, yang dengan bebas menafsir ulang berbagai objek alam dalam narasi artistik, estestis, dan terkadang sarat filosofis.

Sujana Kenyem ingin menghadirkan sesuatu yang segar dan baru dari kegiatahn ‘living gallery” ini.

Pengunjung bisa menyaksikan hasilnya dti ruang pamer Komaneka Fine Art Gallery. Jangan lupa menelepon dulu untuk mendapatkan jadwal kunjungan dengan menerapkan protokol kesehatan.***

Editor: M. Jagaddhita


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah