Pameran 'Intuition of Garden': Imaji Bentang Alam di Atas Kanvas Perupa Putu Winata

- 12 Oktober 2021, 07:11 WIB
Perupa Putu Winata berkarya langsung di tengah hamparan alam. Karyanya dipamerkan dalam pameran tunggal 'Garden of  Intuition' di Galeri Zen1, Second Floor Coffee, Kesiman, Denpasar, 9 Oktober-10 November 2021.
Perupa Putu Winata berkarya langsung di tengah hamparan alam. Karyanya dipamerkan dalam pameran tunggal 'Garden of Intuition' di Galeri Zen1, Second Floor Coffee, Kesiman, Denpasar, 9 Oktober-10 November 2021. /Dok. Galeri Zen1

Lukisan Putu Winata menggambarkan chaos dan cosmos ibarat dua sisi koin, ada kekacauan di balik ketertiban dan menggaungkan kosmologi Hindu-Bali, siklus penciptaan dan kehancuran.

Kata dia proses melukisnya selalu berangkat dari ide tertentu dan ia tidak melukis dari kekosongan. Gagasan tertentu, misalnya tentang lanskap atau kembang, memicunya untuk melukis, namun ide awal itu bukanlah semacam rencana atau skema untuk diwujudkan ke dalam bentuk lukisan.

Baca Juga: Bangkitkan Perekonomian dari Pandemi Covid 19, BPPD Lombok Timur Gelar Sembalun Paragliding

Ia berharap karyanya bisa memberikan sumbangsih bagi khazanah seni rupa dan memberikan sudut pandang baru bagi penikmat seni dan masyarakat.

Kurator pameran Arif Bagus Prasetyo mengatakan goresan dan warna dalam karya Putu Winata mengantarkan isyarat-isyarat visual yang aktif membentuk persepsi tentang alam dalam benak pemirsa.

Terlebih lagi, judul lukisan-lukisan Putu juga menyarankan wacana alam. Pikiran kita tentu seperti dituntun untuk membayangkan alam ketika membaca judul-judul lukisan seperti Berbunga Menjelang Senja, New Season is Coming (Musim Baru Telah Tiba), atau When the Wind Blows (Tatkala Angin Berembus).

Baca Juga: 'Amanah Surya Paloh Kepada Gus Oka Gunastawan untuk Besarkan Lagi Nasdem Bali'

Arif menyebut jika diamati dari dekat lukisan Putu Winata menampakkan karut-marut gores, garis, sapuan, torehan, usapan, dan berbagai perlakuan lain yang terlihat acak, spontan, bahkan liar.

“Tapi jia dipandang dari jarak yang cukup, berbagai anasir kekacauan itu – hampir-hampir secara ajaib – menjadi luruh, lebur, dan membentuk struktur yang dapat dikenali atau dirasakan sebagai citra alam,” tuturnya.

Arif menambahkan dengan teknik lukisnya —yang memadukan teknik bola pimpong, palet, kuas, dan penggunaan jemari tangan— Putu Winata menyambut kehadiran yang tak terduga di kanvasnya.

Halaman:

Editor: M. Jagaddhita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah