Kanta menambahkan, warga Desa bengkala paling kena dampak karena pandemi ini. Apalagi kalau ada tamu asing datang, mereka (turis) pasti memborong produk warga sini. Sejak pandemi ini turis ke Bali sangat sedikit, bahkan tak ada kunjungan wisatawan internasional. Otomatis pendapatan warga Desa Bengkala menurun juga.
Terlebih lagi, dampak yang dirasakan oleh para seniman penari di KEM Bengkala yang kehilangan panggung pementasan semenjak pandemi melanda. Warga Desa Bengkala yang juga aktif berkesenian, biasanya, kolok melakukan pertunjukan tari dalam berbagai acara di tingkat lokal bahkan nasional. Hal ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke KEM Bengkala.
Baca Juga: Rencana Demo 2 November, Ingat Unjuk Rasa Berpotensi Penularan Covid-19
Selain terus berupaya menggerakkan penjualan hasil produksi, pelestarian budaya khusunya kesenian tari warga Desa Bengkala juga terus diupayakan.
Dalam pementasan itu, tampil pertama, ragam tari yang dipertunjukkan adalah tari khas Kolok Bengkala yaitu Tari Jalak Anguci dan Tari Bebila serta pertunjukan seni tradisional Bali, Sekaa Genjek Bondres Bengkala.
Baca Juga: Paslon Amerta : Denpasar Mendatang Harus Ramah Pedestrian, Nyaman dan Asri
Pentas ini disiarkan live di berbagai social media, antara lain di akun instagram, facebook dan twitter Pertamina MOR V @pertaminamor5 serta facebook dan instagram DPPU Ngurah Rai @dppu_ngurahrai. Pertunjukkan secara langsung dimulai pada pukul 16.00-17.00 WITA dan akan disiarkan ulang secara berkala.
Selain menampilkan pentas tari secara online, Panggung Virtual Abirama Bengkala ini juga menggalang donasi dukungan dari audiens yang akan dimanfaatkan untuk masyarakat yang tergabung dalam KEM Bengkala.
Baca Juga: Filipina Dihantam Topan Goni, Terdahsyat Selama 2020, Empat Orang Tewas, Jutaan Orang Dievakuasi