Baca Juga: Doni Monardo: Vaksin Terbaik Saat ini Adalah Protokol Kesehatan
Mendapati serangan massa secara tiba tiba polisi bergerak masuk ke halaman kantor DPRD lewat pintu utara sambil menembakka gas air mata. Hujan gas air mata pun terjadi. Dari kejauhan asap mengepul di antara massa dan aparat.
Meski sempat rusuh setelah aparat masuk ke kantor DPRD massa kembali melakukan aksi di depan pintu masuk Gedung DPTD sebelah barat.
Baca Juga: Gelapkan Uang Jual Motor di Nusa Penida Bali, Kepala Dealer Dibui
Setelah menunggu di muka gerbang gedung DPRD akhirnya perwakilan pendemo diijinkan menemui perwakilan dari dalam gedung DPRD. "Kami mahasiswa yang mau menyuarakan aspirasi saja. Kami ingin berpartisipasi menyalurkan aspirasi. Awalnya memang mau orasi di depan Kampus Unud tapi kami gak ngerti rombongan jadi terpecah ada yang menuju ke arah gedung DPRD," ujar Komang Audi, seorang mahasiswa peserta demo.
Baca Juga: Menpora Janji Bangun Lab Anti Doping di Indonesia
Ditambahkannya juga bahwa soal aksi yang dianggap kekerasan tadi dilakukan secara spontan saja. "Kekerasan tadi karena spontan emosi, faktanya kita bisa dibilang terprovokasi, liat berita di media di banyak daerah yang lebih keras. dibandingkan dengan daereah lain di Bali terbilang lebih kondusif," imbuh Komang.
Baca Juga: Berjuang Lawan Kanker, The Legend Eddie Van Halen Meninggal
Sementara itu, peserta aksi yang lain yangberasal dari aliansi buruh, Muhammad Surya mengatakan bahwa sebetulnya demo di depan DPRD hanya untuk menyampaikan aspirasi ke anggota dewan. "Tadi diterima oleh perwakilan tapi bukan anggota DPRD. Hasilnya nihil karena anggota dewan tidak ada. Perwakilan itu mengatakan kita bisa dateng kapan saja di jam kantor. Dikatakannya juga demo harus ada ijin karena menghindari kerumunan."