INDOBALINEWS - Nyepi di sejumlah wilayah di Kota Denpasar tahun 2022 ini sedikit berbeda bagi para polisi adat atau pecalang.
Pasalnya para pecalang yang bertugas saat Nyepi nantinya akan dilengkapi dengan sepeda motor listrik dalam rangka mendukung kegiatan pecalang menjaga keheningan suasana dan keamanan selama Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1944.
Sebanyak 35 motor listrik dipinjamkan komunitas kolaboratif #KemBALIBecik didukung Dinas Perhubungan Provinsi Bali, PLN dan mitra-mitra dari berbagai sektor untuk para pecalang.
Baca Juga: Video Viral Sepasang Remaja Mesum di Renon, Polda Bali Berikan Sanksi Tegas 2 Pelaku Penyebaran
Penyerahkan kendaraan listrik (EV-Electric Vehicle) kepada Majelis Desa Adat Kota Denpasar secara simbolis dilaksanakan Jumat 25 Februari 2022 di Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Bali untuk kemudian dipinjamkan kepada 35 desa adat di Kota Denpasar.
Penyerahan tersebut diwakilkan oleh Kepala Dinas Perhubungan Bali IGW Samsi Gunarta kepada Ketua Pasikian Pecalang Denpasar, I Made Mendra.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta mengatakan selain sejalan dengan nilai-nilai dan budaya Bali, kendaraan listrik juga dapat menghindari polusi langsung.
Baca Juga: Liga 1 BRI 2021: Prediksi Pertandingan dan Link Live Streaming PSM Makassar vs Bhayangkara FC
Dengan demikian kendaraan listrik diharapkan dapat menjadi moda transportasi masa depan yang sejalan dengan semangat pemulihan hijau, yaitu pemulihan ekonomi yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan mengutamakan manfaat jangka panjang.
"Dengan dukungan dari KemBALI Becik, Nyepi kali ini akan menjadi tonggak, kita melakukan perubahan, untuk pertama kalinya kendaraan listrik digunakan secara resmi dalam pengawasan pelaksanaan Nyepi di Bali," ujar Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta.
Samsi juga mengajak Krama Bali untuk menggunakan sistem transportasi yang mendukung ekosistem pemulihan ekonomi Bali menuju Bali era baru yang rendah emisi karbon, menggunakan energi terbarukan, dan mendukung kelestarian.
Ditambahkan Samsi, KemBALI Becik digunakan sebagai tagline untuk pemulihan yang lebih baik. Terobosan ini sejalan dengan kebijakan Provinsi Bali dalam mewujudkan provinsi berbasis energi bersih dan ramah lingkungan.
Sementara itu I Made Mendra mengatakan kendaraan listrik mudah digunakan dan sunyi, sehingga sangat mendukung suasana Hari Raya Nyepi, terutama dalam keadaan mendesak di lapangan.
"Kami sangat bersyukur atas inisiatifnya agar di lapangan kami dapat bertindak dengan tepat pada saat keadaan mendesak tanpa mengganggu kekhidmatan Nyepi," ujar Ketua Pasikian Pecalang Denpasar, I Made Mendra usai penyerahan.
Baca Juga: Parkir Motor dengan Kunci Kontak Masih Nyantol, Motor Wayan Lenyap
Penyerahan Kendaraan listrik ini dilakukan menjelang Hari Raya Nyepi yang akan berlangsung pada 3 Maret 2022 mendatang.
Hal ini merupakan salah satu upaya untuk menunjukkan manfaat kendaraan listrik dan relevansi yang positif dengan nilai adat dan budaya yang ada di Bali serta mendukung implementasi Peraturan Gubernur Bali Nomor 48 Tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Baca Juga: Krisis Ukraina Rusia: Facebook Luncurkan Fitur Ekstra Perlindungan Keamanan Akun Pengguna di Ukraina
Kendaraan listrik memiliki keunggulan seperti rendah karbon dan tanpa suara. Jika dipadukan dengan sumber energi terbarukan, bentuk transportasi ini bisa memberikan dampak positif pada lingkungan.
Komunitas kolaboratif #KemBALIBecik menyatakan, penggunaan kendaraan listrik yang ramah lingkungan ini sangat relevan dengan masyarakat Bali yang memahami pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan alam.
Selain itu, inisiatif penggunaan kendaraan listrik juga merupakan upaya untuk mendorong “ekonomi hijau”, di mana pertumbuhan ekonomi diharapkan berimbang dengan pelestarian lingkungan.
Kendaraan listrik yang dipinjamkan untuk desa-desa adat di Kota Denpasar disediakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Bali, PLN UID Bali, Komunitas Electric Wheel, Viaje, Gesits, United Motor, dan Goda.
#KemBALIBecik adalah sebuah kolaborasi dari beberapa lembaga masyarakat sipil, swasta, dan pemerintahan di Bali yang bertujuan mendorong pemulihan pasca COVID-19 yang berorientasi pada “ekonomi hijau”, termasuk di dalamnya akselerasi transportasi rendah karbon, energi terbarukan, dan pariwisata berkelanjutan. ***