Jangan Jadi Generasi yang Hilangkan Warisan Leluhur, Kata Putri Koster

21 Desember 2020, 13:51 WIB
Putri Koster (tengah) dalam Lomba Fashion Show Endek dan Songket yang digelar Perkumpulan Perempuan Wirausaha (Perwira) Daerah Bali, di Wantilan Restoran Bebek Joni, Peliatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Sabtu 19 Desember 2020. /Dok pemprov Bali

 

INDOBALINEWS - Ketua Umum Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengingatkan masyarakat, khususnya para pelaku usaha yang bergerak di bidang kerajinan untuk tidak menjadi generasi yang menghilangkan warisan leluhur.

Baca Juga: Cek Poin Penting Surat Edaran Satgas Covid-19 Tentang Prokes Selama Liburan Nataru

Penekanan tersebut disampaikan Putri Koster ketika memberikan sambutan pada Lomba Fashion Show Endek dan Songket yang digelar Perkumpulan Perempuan Wirausaha (Perwira) Daerah Bali, di Wantilan Restoran Bebek Joni, Peliatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Sabtu 19 Desember 2020.

Baca Juga: Update Penanggulangan Covid-19 di Bali, Minggu 20 Desember 2020

Ketua Umum Dekranasda Provinsi Bali menegaskan hal itu terkait dengan maraknya produksi kain oleh kalangan pabrik dan bordir yang meniru motif endek maupun songket Bali.

Ia pun tak bosan mengingatkan dua kewajiban yang harus diemban oleh para perajin dan pelaku UMKM, yaitu melestarikan dan mengembangkan apa yang telah diwariskan oleh generasi terdahulu.

Baca Juga: Polisi Olah TKP I Kasus Keracunan Gas Menewaskan 4 Orang Di Jimbaran Bali

Menurutnya, dua kewajiban itu hendaknya bisa dilaksanakan secara berimbang. Dia menambahkan, sah-sah saja kreativitas berkembang dalam produksi kain tradisional seperti teknik bordir atau printing.

Baca Juga: Gasak 15 Unit Motor di Jember, Seorang Residivis Curanmor Dibekuk Polisi Bali

Hanya saja, ia mengingatkan agar pembuatnya menciptakan motif tersendiri, bukan menjiplak motif khas Bali. “Selain itu, penggunaannya juga harus dibedakan. Hasil tenunan asli digunakan untuk kamen, sedangkan yang bordiran kita arahkan untuk digunakan sebagai bahan busana atau kerajinan lain seperti tas,” ujarnya," ujar Putri Koster seperti yang dikutip oleh indobalinews.com.

Baca Juga: Kisah Teroris Bom Marriott, Dari Jualan Bebek dan Telurnya Hingga Penampakan Bungker Berair

Tak hanya pada kain tradisonal, Putri Koster juga melihat ancaman serupa pada kerajinan perak yang belakangan bersaing dengan bahan alpaka, yang dalam pembuatannya menggunakan teknik cetak.

“Lambat laun, keahlian mengukir perak yang diwariskan secara turun-temurun akan hilang,” katanya.

Baca Juga: Ini Kronologi Kejadiannya, Korban Tewas Keracunan Gas di Jimbaran Bali Bertambah

Untuk itu, ia mengajak semua pihak dapat menyatukan komitman agar kembali ke inti penciptaan, sehingga taksu Bali tetap terjaga.

Pada bagian lain, perempuan yang dikenal sebagai seniman serba bisa ini juga menyampaikan apresiasi terhadap keberadaan Perwira yang mewadahi perempuan yang terjun di dunia usaha.

Baca Juga: 3 Pekerja Tewas Keracunan Gas 3 Selamat di Taman Griya Jimbaran Bali

Keberadaan Perwira menjadi satu bukti bahwa perempuan mempunyai etos kerja tinggi yang mampu mengemban tugas di ranah domestik dan sukses pula dalam karier di dunia usaha.

Ia menyebut satu kelebihan yang dimiliki perempuan, adalah mengerjalan segala sesuatu dengan tulus dan tanpa pamrih.

Baca Juga: Pertemuan Koster-Zulkieflimansyah, Bali Siap Bantu Pariwisata NTB

“Itulah sebabnya kenapa setiap acara yang digelar oleh perempuan pasti meriah dan sukses,” ucapnya disambut aplaus oleh jajaran pengurus dan anggota Perwira.(***)


Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler