Presiden Joko Widodo: 2-3 Tahun Lagi Mobil Listrik Bermunculan dari Indonesia

13 Oktober 2021, 13:20 WIB
Mobil Listrik Toyota Mirai /ANTARA

INDOBALINEWS - Presiden Joko Widodo mengatakan, mobil listrik dari Indonesia akan bermunculan pada 2 -3 tahun mendatang atau 2023-2024, karena hilirisasi nikel di dalam negeri yang menghasilkan katoda baterai, besi antikarat, dan  baterai litium akan dilaksanakan.

Hal ini dikatakan Presiden Joko Widodo dalam pengarahannya kepada peserta Program PPRA LXII dan PPSA XXIII 2021 Lembaga Ketahanan Nasional di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 13 Oktober 2021.

Presiden mengatakan, dia sudah memerintahkan tidak ada lagi ekspor nikel dalam bentuk mentah.

Baca Juga: PLN Siap Sambut Lonjakan Konsumsi Listrik Pascapandemi

Nikel adalah komoditas bahan baku yang dapat diolah menjadi katoda baterai, besi antikarat, dan juga baterai litium, yang menjadi komponen penting dalam struktur industri otomotif, termasuk manufaktur mobil listrik.

Presiden menekankan, Indonesia tidak boleh kehilangan kesempatan mendapat nilai tambah dari nikel, termasuk juga dari sumber daya alam lainnya seperti bauksit dan tembaga.

“Jangan ekspor lagi yang namanya nikel dalam bentuk raw material, bahan mentah. Setop ekspor bahan mentah,” ujar Presiden.

Menurut Presiden, industri nikel akan diintegrasikan dengan industri otomotif dalam negeri. Integrasi lintas industri itu akan turut memanfaatkan momentum baru di industri otomotif dunia yakni pengembangan mobil listrik.

Baca Juga: Kemendikbudristek Salurkan Bantuan Kuota Internet Periode Oktober Kepada 26,6 Juta Pengguna

“Nanti diintegrasikan dengan industri otomotif yang kita miliki karena kesempatan yang ada ke depan mobil listrik. Jangan lagi kehilangan kesempatan, jangan lagi ekspor lagi nikel dalam raw material,” ujar Presiden.

Semua komoditas sumber daya alam Indonesia, kata Presiden, harus mengalami hilirisasi untuk menghasilkan nilai tambah.

Presiden akan meminta BUMN dan swasta, serta investor yang akan masuk ke dalam negeri untuk mendirikan industri di Indonesia, bukan hanya mengambil sumber daya alam mentah.

“Entah itu, kerja sama BUMN dengan swasta luar, atau swasta sendiri (domestik), tapi yang jelas nilai tambah itu ada di dalam negeri,” kata Presiden.

Baca Juga: Kapolri Perintahkan Jajarannya Menindak Tegas Usaha Pinjaman Online ilegal

Kepala Negara mencontohkan produksi BUMN PT Karakatau Steel Tbk untuk komoditas lembaran baja akan diintegrasikan dengan sektor otomotif.

Produksi baja lembaran panas (hot strip mill) dari Karakatau Steel bisa digunakan untuk memproduksi badan mobil baru, bukan hanya kerangka mobil (sasis).

“Inilah sebuah kesempatan, jangan sampai kita nanti kehilangan kesempatan. Dulu ada booming (lonjakan harga) minyak kita kehilangan. Booming kayu kita kehilangan. Ini (nikel) tidak. Minerba harus menjadi fondasi dalam rangka memajukan negara kita,” ujar Presiden Jokowi. ***

Editor: Riyanto

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler