Provinsi Bali Catatkan Inflasi pada Maret 2022

3 April 2022, 06:54 WIB
Ilustarasi inflasi. /Pixabay/Gam-Ol

INDOBALINEWS - Pada Maret 2022, Provinsi Bali mengalami inflasi 0,91% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mencatat deflasi 0,43% (mtm).

Secara spasial, inflasi terjadi di Kota Denpasar dan Kota Singaraja masing-masing sebesar 0,85% (mtm) dan 1,27% (mtm).

Menurut Trisno Nugroho Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, perkembangan tersebut disebabkan oleh inflasi pada seluruh komponen barang dan jasa.

Baca Juga: Undian Piala Dunia: Jerman dan Spanyol dalam 1 Grup

"Dengan inflasi tertinggi terjadi pada kelompok volatile food, diikuti oleh kelompok administered prices, dan core inflation," ujar Trisno dalam siaran resminya Sabtu 2 April 2022.

Lebih lanjut dikatakannya secara tahunan, Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 2,41% (yoy).

Meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,02% (yoy), namun lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 2,64% (yoy).

Baca Juga: Serba Serbi Ramadan: Lima Negara dengan Waktu Puasa Terlama di Dunia

Kelompok volatile food pada Maret 2022 mengalami inflasi sebesar 3,36% (mtm).

Hal jnj didorong oleh peningkatan harga komoditas cabai rawit, cabai merah, dan bawang merah.

Sejalan dengan terjadinya penurunan produksi petani akibat gangguan cuaca pada sentra produksi.

Baca Juga: Liverpool Berhasil Kudeta Manchester City Usai Tundukkan Watford, The Reds Pimpin Klasemen Liga Inggris

Selain itu, kenaikan harga minyak goreng juga turut menjadi penyumbang inflasi akibat pelepasan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng kemasan pada tanggal 16 Maret 2022.

Meskipun demikian terdapat komoditas yang mengalami penurunan harga yaitu daging ayam ras, yang terjadi akibat peningkatan pasokan daging ayam ras dari Pulau Jawa ke Provinsi Bali.

Baca Juga: Demi Dekat dengan Ibu yang Sakit Sakitan, Jerinx Minta Pindah ke Lapas Kerobokan

Kelompok barang administered price mencatat inflasi sebesar 0,87% (mtm), terutama disebabkan oleh pelonggaran syarat penerbangan yang tidak lagi mewajibkan antigen/PCR.

Pelonggaran ini mendorong peningkatan mobilitas masyarakat maupun wisatawan.

Selain itu komoditas rokok juga mengalami kenaikan harga seiring dengan kenaikan cukai rokok yang diberlakukan sejak awal tahun 2022.

Baca Juga: Hari Peduli Autisme Sedunia: Bangun Kreativitas di Kalangan Penderita

Kelompok core inflation mencatatkan inflasi sebesar 0,35% (mtm).

Komoditas utama penyumbang inflasi adalah emas perhiasan sejalan dengan meningkatnya harga komoditas dunia yang dipengaruhi oleh konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Usai Insiden Tampar Chris Rock, Will Smith Mundur dari Academy

Selain itu, kenaikan harga kelompok core inflation didorong oleh kenaikan harga komoditas canang sari yang digunakan untuk upacara keagamaan selama bulan Maret di Provinsi Bali. ***

 

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler