Pelaku UKM Ini Mengaku Bertahan Saat Pandemi Covid-19: Kalau Nggak Ada Online Sudah Gulung Tikar

- 8 April 2021, 10:55 WIB
Market place bagai dewa penolong bagi pelaku UMKM yang saat pandemi Covid-19 tetap bisa melayani konsumen melalui transaksi online.
Market place bagai dewa penolong bagi pelaku UMKM yang saat pandemi Covid-19 tetap bisa melayani konsumen melalui transaksi online. /PEXELS/Cottonbro

INDOBALINEWS - Pada masa pAndemi Covid-19 penjualan offline sejumlah usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) mengalami penurunan drastis, sebaliknya penjualan online  meningkat pesat.

Demikian hasil studi kualitatif yang dilakukan NeuroSensum, perusahaan riset konsumen berbasis neurosains dan kecerdasan artifisial, mengenai peran online marketplace dalam membantu UMKM di Indonesia bertahan selama masa pandemi.

Samuel, salah satu pedagang pakaian di Tanah Abang, merasakan saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan sekitar Triwulan 1 2020 bisnisnya terancam gulung tikar karena aktivitas offline mendadak dibatasi.

Baca Juga: UU Ciptaker Berpihak kepada Pengembangan UMKM dan Wujud Transformasi Ekonomi

Baca Juga: Perkuat Koperasi dan UMKM, Pemerintah Terbitkan PP Nomor 7 Tahun 2021

“Kalau nggak ada online mungkin tahun lalu saya udah gulung tikar kali. Pas PSBB kan Tanah Abang ditutup, barang yang saya timbun sangat besar, kalau nggak ada online saya bangkrut,” kata Samuel.

Padahal, UMKM telah berjasa besar menyelamatkan Indonesia dari dua krisis ekonomi besar, yaitu krisis ekonomi 1998 dan 2008. UMKM, yang sejatinya adalah usaha dari rakyat untuk rakyat, sekali lagi diharapkan mampu membantu menahan laju penurunan pertumbuhan ekonomi di masa pandemi ini.

Pada masa kecanggihan teknologi seperti sekarang, peran online marketplace kemudian menjadi vital dalam mendukung ketahanan UMKM di Indonesia.

Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Menurun, Pelaku UMKM di Bali Harus Kreatif

Halaman:

Editor: M. Jagaddhita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah