Jenderal AS McKenzi Akui Salah Terkait Serangan Drone di Kabul

18 September 2021, 17:53 WIB
Jelang Batas Akhir 31 Agustus 2021 Pasukan Amerika Serikat dan Sekutu di Afganistan, Ini Jumla Total Warga yang Mengungsi meminta visa khusus /Reuters/Stringer/

INDOBALINEWS - Jenderal Frank McKenzie Komandan USCENTCOM (US Central Command) mengatakan bahwa tidak satupun anggota teroris Daesh-Khorasan yang tewas dalam serangan Drone pada tanggal 29 Agustus 2021.

Jenderal Amerika Serikat (AS) ini mengakui, serangan udara yang menewaskan 10 warga sipil tersebut adalah sebuah kesalahan.

Baca Juga: Prediksi Big Match Persib Vs Bali United di Laga Lanjutan BRI Liga 1: Adu Taktik Dua Pelatih Ternama

"Setelah mempelajari hasil investigasi dan dukungan analisis, saya yakin bahwa yang tewas akibat serangan ini adalah 10 warga sipil termasuk 7 anak-anak," kata Jenderal McKenzie dikutip dari Sputnik 18 September 2021.

"Saya menyampaikan dukacita mendalam kepada para keluarga dan teman dari korban yang tewas. Itu sebuah kesalahan, dan saya memohon maaf," tambahnya.

Serangan udara tersebut diperintahkan, menyusul adanya serangkaian serangan teroris Daesh-Khorasan terhadap kerumunan warga sipil dan pasukan AS beserta milisi Taliban di luar bandara Hamid Karzai pada 26 Agustus 2021.

Baca Juga: Hilang Semalaman saat Spear Fishing, Warga Buleleng Akhirnya Ditemukan

Ledakan bom tersebut menewaskan hampir 200 orang dan ribuan orang terluka.

Serangan drone di provinsi Nangarhar sebelah timur kota Kabul pada 28 Agustus 2021, itu dimaksudkan untuk membunuh dua komandan Daesh yang bertanggung jawab atas serangkaian serangan yang mereka lakukan.

Serangan kedua tanggal 29 Agustus 2021, menghantam sebuah kendaraan di Kabul yang diklaim CENTCOM sebagai mobil berisi bom yang dipakai teroris.

Baca Juga: Air Susu Dibalas Air Tuba: Dibantu Kerja di Bali, Harik Malah Gadaikan Motor Teman

Jubir CENTCOM Bill Urban saat itu mengklaim bahwa serangan tersebut menyebabkan ledakan yang signifikan dari mobil berisi bom yang tertembak, dan menewaskan banyak anggota Daesh dan tidak ada korban sipil.

Namun berikutnya baru diketahui bahwa yang tewas ternyata warga sipil sekitar sepuluh orang termasuk tujuh anak-anak.

Pengendara mobil yang tertembak, Zemari Ahmadi, adalah pekerja di LSM Nutrition and Education International AS.

Baca Juga: Prancis Panggil Pulang Dubes di AS dan Australia, Geram Terbentuknya Pakta Pertahanan AUKUS

Dia dalam perjalanan pulang untuk mengisi penampungan air di rumahnya. Sepuluh yang tewas semua merupakan keluarganya termasuk anak yg baru usia 2 tahun.

AS tengah mempelajari kemungkinan membayar ganti rugi kepada keluarga korban tewas akibat kesalahan tembak drone tersebut.

Sementara jubir Pentagon John Kirby mengatakan hari Jumat bahwa Sekretaris Pertahanan Lloyd Austin telah meminta ulasan lengkap terkait investigasi serangan drone berikut tentang kelayakan pesawatnya.***

Editor: Wildan Heri Kusuma

Sumber: Sputnik

Tags

Terkini

Terpopuler