Bencana Alam Topan Goni di Filipina Tewaskan 7 Orang dan Jutaan Orang terdampak

3 November 2020, 08:47 WIB
Rumah terendam banjir akibat Topan Goni di Albay, Malinao Filipina /The Philippine Star

INDOBALINEWS - Topan Goni atau disebut Topan Rolly di Filipina, adalah siklon tropis terkuat di dunia sepanjang tahun ini dan menjadi bencana alam besar.

Topan Goni mencapai kategori topan super, dengan badai angin berkecepatan lebih dari 225 kilometer per jam, ketika mendarat di beberapa bagian wilayah Bicol pada hari Minggu.

Topan Goni dahsyat yang terjadi di Filipina itu menewaskan sedikitnya 17 orang, sejumlah luka-luka dan tiga hilang di Albay dan Catanduanes saat badai itu menghantam pada hari Minggu, menurut Kantor Pertahanan Sipil (OCD) Filipina di Bicol melaporkan kemarin (2/11).

Baca Juga: UU Cipta Kerja Secara Resmi Sudah Ditandatangani Presiden Jokowi

Data menunjukkan bahwa lebih dari dua juta orang terkena dampak Topan Goni, dengan ribuan orang dievakuasi sebelumnya di berbagai tempat penampungan sementara termasuk 5.404 sekolah.

Kerusakan yang dibawa Topan Goni ke Catanduanes disamakan dengan Topan Super Yolanda yang melanda Visayas, Filipina pada November 2013, seperti yang indobalinews.com kutip dari The Philippnie Star.

Ketua Palang Merah Filipina Senator Richard Gordon mengatakan, berdasarkan penilaian visual awal hingga kemarin, kerusakan di Catanduanes setara dengan 70 persen kerusakan akibat Topan Yolanda tujuh tahun lalu.

Dia mengatakan bahwa akibat bencana alam Topan Goni ini, di Virac saja, 80 hingga 90 persen dari semua rumah telah rusak, membuat ratusan, bahkan ribuan orang mengungsi. 

Baca Juga: Filipina Dihantam Topan Goni, Terdahsyat Selama 2020, Empat Orang Tewas, Jutaan Orang Dievakuasi

Baca Juga: Pasangan Sesama Jenis Dalam Pernikahan Militer Massal di Taiwan, Pertama kali, Terbuka dan Progresif

Bencana alam Topan Goni  juga merusak sekitar 50 persen rumah di San Andres dan 80 persen di Bato. Delapan kota lagi belum diberi penilaian oleh organisasi kemanusiaan.

Kepolisian Nasional Filipina (PNP) menyatakan diperkirakan 90 persen atau hampir semua infrastruktur di Catanduanes telah dihancurkan oleh Topan Goni.

Sekitar 394.859 orang dievakuasi sebelum topan menghantam Bicol dan telah tinggal di pusat-pusat evakuasi.

Baca Juga: Demo Depan Kedubes Perancis oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212, Disusupi Pelajar Bawa Pistol Mainan

Departemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam juga menghentikan penggalian tambang di Guinobatan, Albay di tengah keluhan dari warga, bahwa bahan tambang tertinggal di lereng Gunung Mayon bisa terhempas badai dan menyebabkan kematian dan kehancuran.

Rumah rumah yang terkubur batuan vulkanik yang terhempas badai Topan Goni di Filipina pada Sabtu-Minggu (31/10 dan 01/11) The Philippine Star

Gordon mengatakan telah mengevakuasi mayat korban tenggelam saat banjir bandang melanda akibat badai dari topan Goni tersebut.

Survei udara OCD dilakukan diatas desa Catanduanes yang memperlihatkan rumah yang hancur, infrastruktur, dan pertanian juga rusak parah akibat Topan Goni ketika menerjang kota Bato tempat badai pertama kali menghantam daratan.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 11 Sudah Dibuka, Segera Daftar di Situs Resminya!

Bencana alam badai ini juga menyebabkan semua provinsi Bicol tanpa listrik dan dengan sinyal internet yang sangat terbatas. Petugas bencana pun mengalami kesulitan mencapai daerah yang dilanda badai karena puing-puing yang memblokir jalan dan banjir di beberapa desa.

Pejabat maritim kemarin juta telah mengizinkan kapal laut yang memuat penumpang dan kendaraan kargo untuk berlayar dari Pelabuhan Matnog di Sorsogon.

Sementara itu, Bandara Internasional Ninoy Aquino (NAIA) kembali beroperasi setelah bandara ditutup untuk semua jenis penerbangan selama 24 jam.

Semua sinyal angin siklon tropis yang terkait dengan Topan Goni sudah  dicabut mulai pukul 11 ​​pagi kemarin.

Baca Juga: Tersangka Bertambah dan Diancam Lima Tahun Penjara, Pengendara Moge Yang Aniaya Prajurit TNI

Wakil Menteri Pertahanan Ricardo Jalad meyakinkan penduduk di daerah yang terkena dampak bahwa personel dan peralatan dari militer telah dikerahkan dan akan terus diterjunkan untuk membantu lembaga pemerintah dan unit pemerintah daerah (LGU) lainnya dalam membantu penduduk yang terkena dampak.

Panglima Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) Jenderal Gilbert Gapay dan wakil kepala operasi PNP Letjen Cesar Binag keduanya memberikan jaminan bahwa operasi pencarian dan penyelamatan bersama dengan bantuan kemanusiaan dan operasi tanggap bencana (HADR) akan terus berlanjut di daerah yang terkena dampak.(***)



Editor: Rudolf

Sumber: The Philippine Star

Tags

Terkini

Terpopuler