INDOBALINEWS - Presiden Rusia Vladimir Putin mengapresiasi keputusan jeda 4 hari gencatan sentara anatar Israel- Hamas di jalur Gaza untuk membebaskan sandera.
Ia mengatakan jeda kemanusiaan semacam itu diperlukan untuk melanjutkan upaya pembebasan sandera dan mengungsikan warga sipil dan warga asing dari Jalur Gaza. Sementara tugas paling mendesak dalam agenda tersebut adalah mencapai gencatan senjata jangka panjang dan berkelanjutan.
Putin juga menyatakan keprihatinan mendalam atas kematian ribuan korban, pengusiran warga sipil, dan bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza. Ia berterima kasih kepada Mesir dan Arab Saudi atas sumbangsih kedua negara dalam membantu meringankan krisis di Gaza serta mengusulkan agar konflik Palestina-Israel selalu menjadi topik pembicaraan dalam agenda BRICS.
Hal itu disampaikannya saat berbicara melalui tautan video dalam KTT BRICS yang berlangsung di Afrika Selatan pada Selasa 21 November 2023 waktu setempat.
Baca Juga: Beasiswa LPDP Segera Dibuka 2024, Simak Jenis-Jenis Program Beasiswanya
Dalam kesempatan itu juga Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan eskalasi konflik di Gaza adalah konsekuensi langsung dari sikap Amerika Serikat yang memonopoli fungsi mediasi antara Israel dan Palestina.
Putin mengatakan AS telah menghalangi kerja yang dimediasi internasional "Kuartet Timur Tengah" yang terdiri dari Uni Eropa, PBB, AS, dan Rusia.
"Karena sabotase terhadap keputusan-keputusan PBB yang jelas-jelas mengatur pembentukan dan upaya hidup berdampingan secara damai antara dua negara merdeka dan berdaulat--Israel dan Palestina--lebih dari satu generasi warga Palestina hidup dalam ketidakadilan, sementara Israel tidak bisa sepenuhnya menjamin keamanan negara mereka," kata Putin dilansir Antara dari Anadolu Rabu 22 November 2023.