Penghayatan Sholat Bisa Minimalisir Pikiran dan Tindakan Kriminal

22 Oktober 2023, 15:52 WIB
Ilustrasi sholat memakai kaos partai /kemenag.go.id/

INDOBALINEWS - Sholat adalah tiang agama, merupakan kalimat yang sudah tercantum dalam kitab suci Alqur'anul Karim.

Tidak sedikit dari kita pemeluk Islam, Kata Aid Al Qarni dalam bukunya La Tahzan, kurang memahami makna yang terkandung dari setiap lafazd yang kita baca dalam setiap gerakan sholat.

Kalau dipahami dan dihayati, serta konsentrasi yang sempurna, katanya, tentu saja akan menjauhkan sifat iblis pada setiap individu muslim.

Baca Juga: Lafadz dan Gerakan Sholat untuk Perawatan Organ Tubuh

Sebenarnya sifat iblis inilah, sebutnya, menjadi cikal bakal munculnya sebuah perbuatan tidak baik yang mengarah ke kriminal.

"Tidak ada ceritanya, kalau berbuat baik itu akan mengarah kepada kriminalisasi," katanya dikutip Indobalinews, Minggu, 22 oktober 2023.

Seandainya setiap jiwa muslim melaksanakan sholat yang benar dan sungguh-sungguh, maka tidak akan pernah ada kita dengar pemeluk muslim itu terlibat dalam sebuah kriminal.

"Islam adalah agama damai dan pembawa rahmat bagi sesama dan semua isi alam semesta," katanya.

Baca Juga: Makna Interaksi Sholat dengan Tubuh Manusia (Bagian 1)

Kalaupun ada pemeluk muslim yang berbuat kriminal, katanya, sudah patut kita duga, bahwa sholat yang dikerjakan selama ini, hanya untuk memenuhi kewajiban saja.

Artinya, sholat tidak dilakukan secara sungguh-sungguh dan penghayatan sesuai yang dianjurkan oleh kitab suci.

Sholat yang sesungguhnya, kata Prof. Dr. AG. KH.M Quraish Shihab dalam bukunya Lentera Hati, adalah penerang jiwa atau hati yang meredupkan nafsu yang bersifat tidak baik.

Menurutnya, kalau saja nafsu menjadi dominan menguasai sifat manusia, maka bisa dipastikan akan mengarah pada sebuah keburukan.

Baca Juga: Hikmah Kisah Maryam dan Nabi Zakaria AS Ditilik oleh Ustadz Adi Hidayat Lc MA

Sebaliknya, kata dia, kalau hati yang dominan, maka kebenaran dan kebaikan akan selalu ada.

"Harus selalu diingat, bahwa kebenaran dan kebaikan, tidak akan pernah bisa dikalahkan oleh nafsu, yang walaupun setiap waktu datang mendera dengan segala godaannya. Tidak ada ceritanya kebenaran akan dikalahkankan oleh kecurangan secara hakiki," katanya.**

Editor: Wildan Heri Kusuma

Sumber: Buku La Tahzan, DR. Aidh al Qarni, Cetakan ke 18, Maret 2005

Tags

Terkini

Terpopuler