Hari Bersepeda Sedunia 3 Juni 2024, Sejarah dan Maknanya

3 Juni 2024, 16:05 WIB
Ilustrasi bersepeda. Presiden Jokowi mengajak cucu pertamanya, Jan Ethes Srinarendra untuk bersepeda keliling Yogyakarta /ANTARA/HO-Biro Pers Setpres

 

INDOBALINEWS -  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan tanggal 3 Juni sebagai Hari Bersepeda Sedunia melalui sebuah resolusi.

Bersepeda adalah bagian dari aktivitas olahraga fisik dengan banyak manfaat termasuk membuat tubuh bugar, mengurangi risiko penyakit, dan membantu menurunkan berat badan, serta mendukung kesehatan mental.

Selain kesehatan, bersepeda juga berkontribusi pada pengurangan polusi udara dan kemacetan lalu lintas, menghemat biaya transportasi, dan meningkatkan keterhubungan sosial serta aksesibilitas.

Seperti dilansir dari laman Hindustan Times, Hari Sepeda Sedunia bermula dari pengakuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2018. Saat itu, pemerintah Turkmenistan mempelopori usulan agar PBB menetapkan satu hari sebagai peringatan bersepeda.

Baca Juga: Curi Tas Demi biaya Berobat Isteri, Antonius Dimaafkan Korban Lewat Restoratif Justice Polsek Dentim

Usulan tersebut mendapat dukungan dari mayoritas negara anggota PBB, yang akhirnya menetapkan tanggal 3 Juni sebagai Hari Sepeda Sedunia. Penetapan ini bertujuan untuk mengakui kontribusi sepeda terhadap pembangunan berkelanjutan, kesehatan, dan pendidikan.

Dalam dokumen resolusi PBB tersebut, disebutkan bahwa sepeda adalah alat transportasi yang unik dan telah digunakan selama lebih dari dua abad. Sepeda diakui tidak hanya sebagai sarana transportasi yang efisien dan ramah lingkungan tetapi juga sebagai alat yang membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Pengakuan Hari Sepeda Sedunia menjadi perayaan penuh sukacita karena telah lama dinantikan oleh berbagai akademisi, pencinta sepeda, dan masyarakat umum.

Salah satu tokoh yang berperan penting dalam mendorong diberlakukannya Hari Sepeda Sedunia adalah Profesor Sosiologi asal Amerika, Leszek Sibilski, yang sejak tahun 2015 telah mengampanyekan pentingnya peringatan ini.

Baca Juga: 10.000 Anggota Klub Mercedes Benz akan Berkumpul di Bali dalam Ajang Jamnas ke-19

Dukungan besar dari berbagai pihak akhirnya membuat Hari Sepeda Sedunia menjadi kenyataan, merayakan dan mempromosikan manfaat bersepeda di seluruh dunia. Dan seiring berjalannya waktu, pemerintah dan organisasi LSM menggelar berbagai acara pada Hari Sepeda Sedunia.

Sejumlah kampanye terkait pentingnya bersepeda muncul di berbagai negara termasuk Indonesia seperti  Bike to Work, Bike to School, dan lainnya. Kampanye-kampanye ini tidak hanya mendorong penggunaan sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari tetapi juga meningkatkan kesadaran akan manfaat bersepeda bagi kesehatan pribadi, lingkungan, dan masyarakat secara keseluruhan.

Dikutip dari laman Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN) dan WHO, Hari Bersepeda Sedunia adalah peringatan untuk menyadari bahwa sepeda adalah transportasi ramah lingkungan yang unik, tahan lama, terjangkau, dan serbaguna yang mempromosikan rasa sayang pada lingkungan serta kesehatan.

Orang-orang yang mendukung ide tersebut percaya bahwa sepeda adalah sebuah cara untuk mengentaskan kemiskinan, mendorong pengembangan berkelanjutan, edukasi, pencegahan penyakit, serta mempromosikan inklusi sosial dan perdamaian.

PBB menjelaskan bahwa aktivitas fisik yang teratur dengan intensitas sedang, seperti berjalan, bersepeda, atau olahraga, memiliki manfaat yang signifikan bagi kesehatan. Di setiap golongan usia, manfaat melakukan aktivitas fisik secara rutin lebih besar dibandingkan risikonya, contohnya kecelakaan.

Dengan melakukan aktivitas fisik yang sederhana setiap harinya, orang lebih mudah mengadopsi tingkat aktivitas fisik yang dianjurkan.

Baca Juga: Buronan Bandar Narkoba No 1 Thailand Ditangkap di Bali, Polri Usut Pelaku Pembuat KTP Palsunya

Mereka mengatakan bahwa infrastruktur untuk berjalan dan bersepeda adalah cara untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik. Bagi daerah perkotaan yang paling miskin, yang tak mampu membeli kendaraan pribadi, berjalan dan bersepeda adalah transportasi yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, beberapa jenis kanker, diabetes, serta kematian.

Memenuhi kebutuhan orang-orang yang berjalan kaki dan bersepeda adalah solusi penting untuk membuat kota menurunkan emisi, meningkatkan kualitas udara, dan mempromosikan keselamatan di jalanan.

Oleh karena itu, transportasi yang secara aktif menggerakkan orang tak hanya sehat, namun juga hemat biaya dan mempromosikan kesetaraan.

Menurut mereka, sepeda membuat udara lebih bersih, mengurangi kemacetan, serta membuat pendidikan, fasilitas kesehatan, dan pelayanan sosial lainnya dapat diakses oleh kelompok-kelompok yang rentan.

 

Seperti diansir dari Antara, selain itu, sistem transportasi yang berkelanjutan dapat memacu pertumbuhan ekonomi, mengurangi kesenjangan, dan memperkuat upaya menangani perubahan iklim guna memenuhi Sustainable Development Goals.

Pandemi COVID-19, ujar mereka, membuat banyak kota di seluruh dunia memikirkan kembali sistem transportasi mereka. Akhirnya, pada 15 Maret 2022, Majelis Umum PBB membuat resolusi, di mana bersepeda diintegrasikan dengan sistem transportasi publik guna pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga: Timnas Indonesia Buang Banyak Peluang, Gagal Bungkam Tanzania, Finishing Jadi PR Besar

Inisiatif itu sebagai penekanan bahwa sepeda adalah transportasi berkelanjutan yang menggaungkan pesan tentang konsumsi dan produksi berbasis keberlanjutan, yang memiliki dampak positif pada iklim.

Melalui Hari Bersepeda Sedunia, PBB mendukung inisiatif untuk menggelar acara-acara bersepeda di tingkat nasional dan lokal sebagai upaya meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta menumbuhkan budaya bersepeda. ***

Editor: Shira Ade

Sumber: Dari Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler