INDOBALINEWS - Hasil perdagangan Rabu atau Kamis 2 Februari 2022 WIB menunjukkan harga emas masih melayang di atas 1.800 dolar AS.
Perubahan sedikit di atas level psikologis 1.800 dolar AS per ounce di perdagangan Asia pada Kamis pagi, karena imbal hasil obligasi pemerintah AS mundur setelah data pekerjaan sektor swasta AS mengecewakan.
Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.Edward Moya, mengatakan ada banyak hal yang berkaitan dengan imbal hasil obligasi pemerintah yang telah "terkuras" dan karena dolar masih mendekati posisi terendah hari ini setelah data penggajian (payrolls) swasta.
Baca Juga: Pasien Covid 19 Terus Meningkat, Kota Mataram Aktifkan Kembali Isolasi Terpusat
Sebuah laporan ketenagakerjaan dari ADP menunjukkan data penggajian swasta AS secara tak terduga turun pada Januari, menekan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah.
"Jika emas dapat terus stabil di atas 1.800 dolar AS, beberapa investor mungkin akan mulai kembali," jelas Moya dilansir dari Antara.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Pantau Kebakaran Lokasi Relokasi Pasar Johar Semarang
Sementara di pasar spot, harga emas diperdagangkan datar di 1.807,39 dolar AS per ounce pada pukul 00.49 GMT, sementara emas berjangka AS turun tipis 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 1.808,00 dolar AS per ounce
Menguatnya harga emas pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), juga karena melemahnya dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS setelah laporan pekerjaan yang suram, mendukung permintaan terhadap logam safe-haven di tengah ketegangan yang memanas antara Rusia dan Barat atas Ukraina.
Baca Juga: Cek Persiapan untuk Hidup Sehat dan Bahagia di Masa Tua
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 8,80 dolar AS atau 0,5 persen, menjadi menetap di 1.810,30 dolar AS per ounce. Ini merupakan penyelesaian kontrak teraktif tertinggi sejak 26 Januari, menurut data FactSet.
Sehari sebelumnya, Selasa 1 Februari 2022 emas berjangka terangkat 5,10 dolar AS atau 0,3 persen menjadi 1.801,50 dolar AS, setelah meningkat 9,80 dolar AS atau 0,6 persen menjadi 1.796,40 dolar AS pada Senin 31 Januari 2022 dan jatuh 8,4 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.786,60 dolar AS pada Jumat 28 Januari 2022.
Baca Juga: Ini 5 Bidang Usaha yang Tak Wajib Laporkan LKPM
Memperkuat daya tarik emas, Presiden AS Joe Biden menyetujui pengiriman pasukan tambahan ke Eropa timur atas ancaman Rusia untuk menyerang Ukraina.
Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan risiko geopolitik yang lebih tinggi, kenaikan suku bunga tetap menjadi hambatan potensial karena hal itu berarti peluang kerugian yang lebih tinggi memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. ***