Kurangi Sampah Plastik di Laut Perlu Perbaikan Tata Kelola Sampah di Pelabuhan

- 3 November 2022, 11:15 WIB
Ilustrasi sampah plastik di pantai.
Ilustrasi sampah plastik di pantai. /Dok Afif

 

INDOBALINEWS - Laut Indonesia mengisi sebagian besar wilayah NKRI. Sayangnya tak hanya kaya akan sumber daya laut. Namun polusi sampah plastik saat ini jadi ancaman keanekaragaman hayatinya.

Sayangnya, di dalam perairan itu bukan hanya ikan-ikan yang berkeliaran, melainkan sampah-sampah yang berserakan, dan yang lebih mengerikan adalah sampah “mikroplastik” dikonsumsi ikan, yang akhirnya dikonsumsi manusia

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) I Nyoman Radiarta, mengatakan bahwa timbunan sampah Indonesia mencapai 25,6 juta ton/tahun

Baca Juga: Jelang KTT G20: Beach Club Sekitar Nusa Dua Siap Jadi Alternatif Tamu MICE Gelar Event atau Just Healing

Angka tersebut berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) per 16 Juni 2022 dari 207 kabupaten dan kota pada tahun 2021. 

Dari sistem tersebut juga diketahui bahwa komposisi sampah tertinggi, sebesar 29,5 persen berasal dari sampah sisa makanan dan tertinggi kedua 15,4 persen adalah plastik. 

Baca Juga: Jelang KTT G20: Hotel Diminta Sajikan Hidangan Produk Lokal Termasuk Arak Bali untuk Para Delegasi

“Kita tahu bahwa sebanyak 80 persen sampah laut berasal dari kegiatan di daratan yang bocor melalui sungai dan mencemari laut. Tentunya sampah laut dan dampak pencemaran terhadap laut telah menjadi isu skala lokal, nasional hingga global. Sampah laut atau marine debris, sangat berdampak buruk bagi lingkungan dan biota laut,” kata Nyoman dalam pernyataan resminya Kamis 3 November 2022.

Dalam menanggulangi sampah plastik, dikatakan Nyoman, Indonesia memiliki komitmen kuat mengurangi kebocoran sampah plastik ke laut hingga 70 persen pada 2025. 

Baca Juga: Laut Tercemar Sampah Pastik, Jokowi Ajak Perang Bersama KKP

Dalam Perpres No. 85/2018, bahkan kebocoran tersebut ditargetkan untuk bisa mendekati nol pada 2040 melalui Rencana Aksi Nasional Sampah Laut 2018-2025.

Sementara itu Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Moh. Abdi Suhufan pernah mengatakan bahwa pengelolaan sampah laut dan pesisir merupakan persoalan global yang banyak disorot belakangan ini.

 Tak terkecuali di Indonesia, salah satu negara yang disebut memiliki pengelolaan sampah paling buruk dan berkontribusi besar terhadap pencemaran laut.

Baca Juga: Shah Rukh Khan Ulang Tahun ke 57: Teaser Film 'Pathaan' Dirilis

DFW Indonesia merupakan lembaga nasional berbentuk aliansi dan konsorsium terbuka yang menghimpun institusi, maupun individu yang peduli terhadap praktek destructive fishing (DF) atau kegiatan penangkapan ikan tidak ramah lingkungan (PITRaL), alias merusak. 

Lembaga ini juga aktif mengampanyekan pengentasan kemiskinan di daerah pesisir dan edukasi terkait adaptasi perubahan iklim dan bencana alam di Indonesia. 

Baca Juga: Indonesia Akan Hadapi Piala AFF, Pemain Persib Bandung Ini Harap Kompetisi BRI Liga 1 Segera Bergulir

DFW Indonesia, bersama proyek 'Rethinking Plastics - Circular Economy Solutions to Marine Litter', yang dilaksanakan oleh GIZ, melaksanakan beberapa kegiatan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari, Kota Tegal, Jawa Tengah dalam setahun terakhir. 

DFW, bersama GIZ, menyediakan data dan informasi mengenai pengelolaan sampah, mengoptimalisasi sistem pengelolaan sampah, meningkatkan kesadaran dan kapasitas masyarakat tentang sampah plastik di laut serta pengelolaannya untuk memberikan nilai tambah ekonomi.

Baca Juga: Kabar Bali United: Made Andhika Wijaya Putuskan Naik Meja Operasi, Atasi Masalah Cedera Engkel

Menurut DFW, persoalan sampah laut tak bisa lepas dari kegiatan penangkapan ikan yang berpusat di pelabuhan. Oleh karenanya, pengurangan sampah di laut dimulai dari perbaikan tata kelola sampah di pelabuhan.

Pihak-pihak lain seperti bank sampah, tempat pembuangan sampah terpadu (TPST), teknologi recycling sampah (TPS) reduce, reuse, reclycle (3R), pemulung, masyarakat lingkungan, dan lain-lain diharapkan dapat turut serta memberikan pemahaman kepada para produsen sampah di pelabuhan. ***

 

 

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x