Luncuran Awan Panas Semeru Masih Terjadi Setelah Letusan, Masyarakat Dihimbau Waspada

2 Desember 2020, 15:48 WIB
Luncuran awan panas Gunung Semeru terpantau dari Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (1/12/2020). Berdasarkan pemantauan Pos Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Semeru meluncurkan awan panas sepanjang 11 kilometer dan mengakibatkan sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang terguyur abu. /Antara foto/Seno

INDOBALINEWS - Gunung Semeru di Jawa Timur merupakan salah satu gunung berapi yang masih sangat aktif, dan belum lama ini meletus yang setiap 20 menit sekali kawahnya mengeluarkan abu vulkanik berwarna hitam dan pasir.

Gunung Semeru juga merupakan gunung api tertinggi di Jawa Timur dan gunung api tertinggi kedua se Jawa, yang berada di Kabupaten Lumajang Jawa Timur.

Dengan ketinggiannya sekitar 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) gunung Semeru yang meletus pada 1 Desember 2020 kemarin, hingga kini, Rabu (2/12) masih meluncurkan awan panas guguran.

Baca Juga: PLN Jawa Bali Makin Handal, Sukses Operasikan GITET 500 kV Pemalang Batang Ekstension

Luncuran awan panas gunung Semeru sepanjang sebelas kilometer terpantau dari Pos Gunung Api Semeru yang berlokasi di gunung Sawur, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, pada  Selasa 1 Desember 2020.

Semeru ternyata masih mengeluarkan luncurkan awan panas sepanjang 11 kilometer dan mengakibatkan sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang terguyur abu.

Menurut  kepala Subbidang Mitigas Gunung  api wilayah barat Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana  Geologi (PVMBG), aktivitas kegempaan Semeru teramati ada awan panas guguran sebanyak satu kali dengan amplitudo 20 mm dengan durasi 1.445 detik.

Baca Juga: Token Listrik Gratis di Akhir Tahun Desember 2020, Ini Caranya!

Dan ada pula gempa tremor harmonik tercatat sebanyak dua kali dengan amplitudo 1 sampai 2 mm selama 1798 sampai dengan 2400 detik.

Arah luncuran awan panas yang membahayakan tersebut juga disampaikan oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk menjadi kewaspadaan masyarakat sekitar.

“Berdasarkan pengamatan pada Selasa pukul 00.00 sampai 06.00 WIB teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 2.500 meter mengarah ke tenggara," kata Kepala PVMBG, Nia Haerani saat dihubungi per telepon dari Lumajang.

Baca Juga: Terduga Pemakai dan Pengedar Narkoba Dibekuk, Terancam Denda 8 Miliar

"Gempa guguran sebanyak 11 kali dengan amplitudo 7 sampai 20 mm dengan durasi 110-250 detik," lanjut Haerani.

Secara visual disampaikan, Gunung Semeru terlihat jelas, namun gunung dominan tertutup kabut dan asap kawah tidak teramati.

Cuaca cerah dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, selatan, dan barat daya dengan suhu udara 22-25 °C.

Baca Juga: Zodiak Aries, Taurus dan Gemini di Bulan Desember 2020

Gunung Semeru pada level II atau statusnya waspada, sehingga masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif gunung  Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas.

Masyarakat juga diminta mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jongring Seloko," ujarnya.

Baca Juga: Bantuan Jutaan Paket Data Internet Pembelajaran Jarak Jauh Madrasah Mulai Disalurkan

Sebelumnya Bupati Lumajang Thoriqul Haq meminta agar masyarakat juga mewaspadai saat hujan turun yang sewaktu-waktu bisa meluap akibat lahar panas Semeru yang memenuhi Daerah Aliran Sungai (DAS) Curah Kobokan.

"Saya menghimbau masyarakat yang ada di sekitar DAS lahar Semeru untuk waspada bila hujan turun karena dimungkinkan akan menjadi arus sungai dari lahar Semeru meluas ke pemukiman," katanya.(***)



Editor: Rudolf

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler