Kenapa Prabowo Subianto Tak Ikutan Pasang Baliho? Pengamat: Dia Sibuk Membantu Presiden Jokowi

7 Agustus 2021, 11:01 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. /Instagram @prabowo

INDOBALINEWS – Sejumlah petinggi partai memasang banyak baliho di sejumlah tempat, di antaranya Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan salah satu Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang juga Ketua DPR RI.

Berbagai pihak pun langsung berkomentar, apalagi tujuannya kalau bukan untuk persiapan pesta demokrasi lima tahunan Pilpres/Pemilu 2024.

Tapi, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak ikutan memasang baliho. Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai karena belakangan ini Prabowo tengah sibuk bekerja sebagai pembantu Presiden Jokowi.

Baca Juga: Megawati dan Prabowo Kian ‘Mesra’, Akankah Berlanjut Koalisi PDIP dan Gerindra di Pilpres 2024?

"Ya, karena bagi dia, kerja sebagai menhan (menteri pertahanan) apalagi setelah disorot panjang jadi penting. Prabowo harus membuktikan kepada publik, bahwa sebagai menteri dia bisa bekerja," ujarnya, dikutip dari Pikiran-Rakyat.com, Sabtu  7 Agustus 2021.

Menurut Adi sudah tidak penting lagi bagi Prabowo untuk gencar mempublikasikan dirinya melalui berbagai media, seperti baliho dan spanduk.

Pasalnya, elektabilitas mantan Danjen Kopassus ini sudah tinggi.

"Yang memanfaatkan momentum sekarang itu, kan, rata-rata bagian dari upaya meningkatkan popularitasnya. Kalau melihat seperti Airlangga, Puan, Muhaimin, itu, kan, popularitasnya rendah jika dibandingkan dengan nama besar seperti Prabowo. Nah, Prabowo ini elektabilitasnya mentok," tuturnya.

Baca Juga: Perjanjian Batutulis Megawati dan Prabowo Diungkit, Hasto Kristiyanto Bilang Itu Sudah Selesai pada 2009

"Baliho-spanduk itu enggak ada gunanya. Semua orang sudah kenal Prabowo. Makanya, dia tidak terlampaui narsis, misalnya menggunakan momentum seperti Olimpiade atau apa pun yang terkait dengan pandemi, selalu memberikan ceramah-ceramah politik untuk selalu prokes dengan baliho atau apa," katanya.

Yang dibutuhkan Prabowo, menurut Adi, mempertahankan elektabilitasnya tetap di atas 50% agar dapat memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Alasannya, tingginya tingkat keterpilihan saat ini tidak menggaransinya bakal menang.

"Tugas Prabowo harus meningkatkan elektabilitasnya karena sekalipun elektabilitas paling tinggi, itu bukan bekal yang cukup atau tidak aman untuk memenangkan petarungan. Untuk sekelas Prabowo, elektabilitasnya minimal di angka 50% ke atas," ujarnya.

Tidaknya ada dua hal yang mesti dilakukan Prabowo dalam mengelola elektabilitasnya. Fokus bekerja sebagai menhan dan mengoptimalkan peran Gerindra, terutama dalam penanganan pandemi Covid-19.

Baca Juga: Natalius Pigai: Prabowo Subianto Politikus yang Fair Tidak Pernah Dendam dan Benci dengan Lawan Politik

"Gerindra memang harus terlihat bisa memberikan bantuan, memberikan kontribusi terhadap persoalan pandemi. Gerindra harus menjadi partai, pelabuhan, sandaran bagi semua yang terkena pandemi. Kalau itu dilakukan, saya kira, bagus," ucapnya.

Adi mendorong demikian lantaran banyak partai tidak terlihat melakukan kerja-kerja politik konkret dalam penanganan pandemi, terutama kepada masyarakat yang terpapar ataunya terdampak langsung. "Semua terkesan sibuk masing-masing, terutama elitenya pasang baliho."

Alasan lain Prabowo tidak ikut-ikutan memasang baliho, menurut Sekretaris DPD Gerindra NTB Ali Utsman Al Khairi rekam jejak dan figur ketua umumnya itu telah mengakar kuat sehingga tidak perlu diorbitkan melalui baliho.

Di sisi lain, hasil survei sejumlah lembaga riset menyimpulkan, popularitas Prabowo tinggi. Survei Voxpol Center yang dipublikasikan 3 Juli 2021, misalnya, popularitasnya mencapai 87,9%, sedangkan versi survei Indostrategic (3 Agustus) sebesar 92,8%.***(Gita Pratiwi/Pikiran-Rakyat.com)

 

Discalimer: Berita ini telah dimuat Pikiran-Rakyat.com dengan judul Prabowo Tak Latah Pasang Baliho, Pengamat Ungkap Alasannya.

 

Editor: M. Jagaddhita

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler