Ridwan Kamil Imbau Arteri Dahlan Minta Maaf untuk Hindari Reaksi Meluas Masyarakat Sunda

19 Januari 2022, 06:58 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat acara Musyawarah Perwakilan Bali ke-2 Angkatan Muda Siliwangi (AMS) sekaligus pelantikan Pengurus Perwakilan Bali AMS periode 2022-2027, Selasa 18 Januari 2022 malam. /Dok Saifulah Indobalinews

INDOBALINEWS - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengimbau anggota Komisi III DPR -RI Arteria Dahlan meminta maaf kepada masyarakat Sunda untuk menghindari reaksi meluas masyarakat Sunda.

Ridwan Kamil mengatakan hal ini di sela-sela acara Musyawarah Perwakilan Bali ke-2 Angkatan Muda Siliwangi (AMS) sekaligus pelantikan Pengurus Perwakilan Bali AMS periode 2022-2027, Selasa 18 Januari 2022 malam di Kuta Bali.

"Karena kalau tidak, dikhawatirkan akan ada reaksi meluas dari masyarakat Sunda itu sendiri. Saya menyesalkan statement dari Bapak Arteria Dahlan terkait masalah bahasa yang sudah ada ratusan tahun, ribuan tahun menjadi kekayaan nusantara ini. Kalau tidak nyaman tinggal disampaikan sederhana saja," ujar Ridwan Kamil.

Baca Juga: Perampok Babak Belur Dihajar Warga, Usai Aniaya Korbannya Hingga Meninggal

Gubernur Jawa Barat ini juga menilai bahwa bahwa permintaan terbuka Arteria dahlan kepada Jaksa Agung untuk memecat Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) dengan alasan berbicara dengan bahasa sunda saat rapat kerja it berlebihan.

"Tapi kalau bentuknya meminta untuk diberhentikan jabatannya menurut saya terlalu berlebihan tidak ada dasar yang jelas. Saya amati ini menyinggung banyak pihak warga Sunda di mana-mana. Tapi kalau tidak dilakukan pasti akan bereskalasi karena sebenarnya orang Sunda itu pemaaf. Saya berharap itu dilakukan," imbuhnya.

Baca Juga: Syarat Rehabilitasi , Artis Ardhito Pramono Jalani Asesmen di BNNP

Gubernur yang akrab dipanggil Kang Emil ini juga menilai wajar jika ada celetukan menggunakan bahasa daerah saat rapat. Sebab menurutnya tidak ada rapat yang secara keseluruhan bersifat formal.

"Saya kira tidak ada di rapat yang sifatnya formal dari A sampai Z itu Bahasa Sunda. Yang ada itu ucapan selamat, pembuka pidato kan, ataupun penutup pidato atau di tengah-tengah ada celetukan-celetukan kan, yang saya kira wajar-wajar saja," kata dia.

"Makanya harus ditanya mana buktinya yang membuat tidak nyaman. Bayangan saya kalihatannya tidak seperti yang disampaikan persepsinya seperti itu. Seperti di sini (Bali) kan, saya akhiri matur suksma, saya ke Aceh saya bilang teurimong gaseh, saya ke Jogja kemarin bilang matur nuwun dan sebagainya. Itu kan keren menurut saya kekayaan keberagaman. Makanya Pancasila Bhineka Tunggal Ika itu mewakili semangat itu. Jadi kalau ada seperti itu diingatkan, tentunya dengan baik-baik dulu," tutur Kang Emil.

Baca Juga: Lagi, Seorang Jurnalis Tewas Ditembak Mati

Persoalan ini terjadi menyusul sikap Arteria Dahlan saat Komisi III DPR menggelar rapat kerja bersama Kejagung dan Jaksa Agung ST Burhanuddin juga hadir dalam rapat tersebut.

Awalnya Arteria meminta agar jajaran Kejaksaan Agung bersikap profesional dalam bekerja. Ia kemudian menyinggung seorang Kepala Kejaksaan Tinggi yang menggunakan bahasa Sunda ketika rapat kerja. Dia meminta Jaksa Agung (JA) ST Burhanuddin memecat Kajati tersebut. ***

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler