1.030 Orang Meninggal, Disarankan Perlunya Tindakan Darurat Lindungi Nakes

- 9 Juli 2021, 07:39 WIB
Petugas pemakaman membawa peti jenazah korban Covid-19 untuk dikuburkan  di TPU Pondok Rajeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (29/6/2021). Sementara itu 1.030 tenaga kesehatan telah meninggal dalam tugas mulia memberikan pelayanan terhadap pasein Covid-19.
Petugas pemakaman membawa peti jenazah korban Covid-19 untuk dikuburkan di TPU Pondok Rajeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (29/6/2021). Sementara itu 1.030 tenaga kesehatan telah meninggal dalam tugas mulia memberikan pelayanan terhadap pasein Covid-19. /YULIUS SATRIA WIJAYA/ANTARA FOTO

"Nakes bagian IGD rawan tertular Covid. Karena mereka gerbang awal ketika menerima dan menangani pasien Covid, meski kita mengetahui semua nakes baik dokter dan perawat, rawan tertular," ujarnya.

Ia menambahkan para nakes yang bekerja di fasilitas kesehatan primer, yang bukan melayani pasien Covid-19 secara khusus pun, rawan tertular Covid.

"Ini harus segera diatasi dan dicari solusi terbaik. Jika tidak akan banyak nakes yang berguguran dan Indonesia akan minus nakes. Ini yang akan menjadi masalah ke depan," katanya.

Ia memandang pemerintah perlu merespons banyak kematian nakes dengan membentuk Satgas Perlindungan Nakes serta membuat program untuk meningkatkan perlindungan tenaga kesehatan yang bekerja bukan di fasilitas pelayanan kesehatan khusus Covid-19.

Selain itu Kementerian Kesehatan harus segera membuat kebijakan secara nasional tentang pengaturan beban kerja tenaga kesehatan selama pandemi.

Baca Juga: Aktris Jane Shalimar Meninggal Dunia, Sempat Dirawat di RS karena Terpapar Covid-19

Mufida mengatakan banyak bukti ilmiah menunjukkan beban kerja yang tinggi selama era pandemi, berpengaruh terhadap tingginya angka infeksi dan kematian tenaga kesehatan.

"Selama pandemi, tenaga kesehatan telah bekerja dengan intensitas waktu kerja yang panjang dan dalam lingkungan yang berat. Kelelahan, beban kerja yang ekstra berat dan semakin minimnya nakes menjadi masalah tersendiri dalam penanganan Covid-19,” tuturnya.

Dia menambahkan harus ada perbaikan sistem pelaporan dan keterbukaan data infeksi dan kematian tenaga kesehatan.

Hal tersebut penting karena tanpa adanya data yang akurat dan terbuka, kita tidak akan dapat membuat kajian dan perencanaan yang tepat serta mendapatkan masukan dari berbagai stakeholder kesehatan. Manajemen data harus bagus dan mudah diakses.***

Halaman:

Editor: M. Jagaddhita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah