Prof. Musdah Mulia: Kebebasan Perempuan di Dunia Muslim Hadapi Tiga Tantangan

- 24 Oktober 2021, 15:43 WIB
Musdah Mulia
Musdah Mulia /Satupena

INDOBALINEWS - Perjuangan kebebasan perempuan di dunia muslim menghadapi tiga tantangan; teologis, kultural, dan struktural.

Secara teologis, pemuka agama Islam mayoritas adalah laki-laki, konservatif, tidak memahami literasi agama, dan tidak demokratis.

Hal itu diungkapkan Prof. Dr. Musdah Mulia, dalam Obrolan HATI PENA #10, bertema “Masa Depan Kebebasan Perempuan di Dunia Muslim” yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA di Jakarta, Minggu, 24 Oktober 2021.

Baca Juga: Menteri Bahlil Lahadalia Peroleh Komitmen Investasi Baterai Listrik dari Foxconn

Musdah Mulia adalah penulis buku Ensiklopedi Muslimah Reformis dan Founder MR Foundation.

Tentang tantangan kultural, Musdah menjelaskan, umumnya umat Islam masih terpasung dalam budaya patriakal dan feodalistik.

Mereka meyakini ajaran agama sebagai hukum Tuhan yang mutlak, dan tidak dapat berubah.

“Mereka menganut pandangan konservatif, cenderung tidak kritis dan rasional dalam agama. Sehingga sulit menerima ide pembaruan, seperti hak asasi, demokrasi, dan pluralisme,” ujar Musdah.

Baca Juga: Erick Thohir Siapkan Pendanaan untuk Startup Indonesia di Tiga BUMN

Tentang tantangan struktural, Musdah menunjukkan, umumnya undang-undang dan kebijakan publik belum kondusif bagi tegaknya demokrasi, yang mengedepankan prinsip kesetaraan dan keadilan.

“Umumnya pejabat pemerintah dan tokoh agama takut bicara isu sensitif, seperti demokrasi, hak asasi, pluralisme, dan gender. Mereka takut kehilangan jabatan dan tidak populer,” kata Musdah.

Di sisi lain, umumnya cendekiawan dan tokoh agama progresif lebih memilih diam. Mereka takut disebut liberal dan sekuler. Juga takut mendapat stigma dan persekusi dari kelompok radikal. ***

Editor: Riyanto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x