Ibu Kota Negara Baru di Kalimantan Timur, Gus Yahya Sebut Nusantara Itu NU, Santri, Pemerintah, dan Rakyat

- 30 Januari 2022, 20:17 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)  Yahya Cholil Staquf.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf. /ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

INDOBALINEWS - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama  resmi mencanangkan pembangunan kantor organisasi massa Islam terbesar itu di Ibu Kota Negara Baru, Nusantara.

Rencana itu diresmikan dalam sebuah piagam pencanangan yang telah ditandatangani petinggi NU saat istighatsah di Masjid Syaikhona Cholil Desa Sukaraja, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Minggu 30 Januari 2022.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya memaknai nama Nusantara sebagai NU, santri, pemerintah dan rakyat.

Baca Juga: Liga 1 Indonesia: Persiraja Menang atas Persija, tapi Kedua Tim Belum Beranjak dari Posisi Klasemen Sebelumnya

"Nusantara diartikan sebagai NU, santri, pemerintah dan rakyat," kata Gus Yahya.

Kata dia saat ada rencana pemindahan ibu kota negara, banyak daerah yang mengusulkan diri untuk menjadi calon ibu kota negara.

"Masyarakat Sepaku tidak pernah berpikir menjadi ibu kota negara," ujar Gus Yahya.

Ia pun menegaskan dipilihnya Penajam Paser Utara sebagai ibu kota negara merupakan berkah dari iman dan amal saleh yang dilakukan selama ini.

Baca Juga: Nahdlatul Ulama Akan Buka Kantor di Ibu Kota Negara, Gus Yahya: Pak Bupati Sudah Siapkan Lokasinya

Halaman:

Editor: M. Jagaddhita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x