Kerusuhan Sepak Bola Di Stadion Kanjuruhan Malang: 127 Meninggal, 180 Dalam Perawatan Rumah Sakit

- 2 Oktober 2022, 06:24 WIB
Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan,
Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, /Twitter/wkwklandupdate/

INDOBALINEWS - Pasca kerusuhan sepak bola yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, hingga Minggu pagi 2 Oktober 2022  jumlah korban meninggal dunia menjadi 127 orang sementara 180 lainnya masih dalam perawatan di rumah sakit.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu, mengatakan selain korban meninggal dan luka tercatat ada 13 unit kendaraan rusak, 10 diantaranya milik Polri.

Sedangkan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan anggota Polri.

Baca Juga: Liga 1: Buntut Kerusuhan Aremania, PSSI Larang Arema FC Jadi Tuan Rumah Pertandingan

"Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," kata Nico.

Nico menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Baca Juga: WNA Inggris Hilang Saat Snorkeling, Hari ke Tiga Belum ketemu

"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tambahnya.

Sesungguhnya, lanjutnya, pertandingan di Stadion Kanjuruhan tersebut berjalan dengan lancar. Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Baca Juga: Bubuk Sayur Kemasan, Inovasi UMKM Jujukutan Mulai Dipasarkan

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.

Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Menurutnya, penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

Baca Juga: Indonesia 5 Besar Negara dengan Penduduk Menderita Gangguan Penglihatan Terbanyak

"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," katanya.

Sementara itu, Bupati Malang M. Sanusi menyatakan seluruh biaya pengobatan para suporter yang saat ini menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Malang.

Baca Juga: Musim Hujan, Waspada Pohon Tumbang

"Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang," kata Sanusi seperti dilansir Antara.

Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam 1 Oktober 2022.

Kekalahan itu merupakan yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir.***

 

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah