Benjolan di Payudara? Ayo Periksa Jangan Takut Dulu, Karena Tidak Semua Itu Kanker

11 Oktober 2020, 19:05 WIB
ilustrasi seorang wanita melakukan pemeriksaan payudara sendiri ( SADARI) /medicine net

INDOBALINEWS - Para wanita dihimbau untuk tidak takut terlebih dahulu bila menemukan adanya benjolan di salah satu bagian di payudara nya, karena belum pasti itu kanker.

Hal itu disampaikan oleh Dokter Spesialis Bedah Onkologi di Rumah Sakit Umum Pusat Negeri (RSUPN) dr. Cipto Mangunkusumo, Sonar Soni Panigoro, dalam webinar Bulan Kesadaran Kanker Payudara 2020, Sabtu (10/10).

Saat melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), kalau ada benjolan di payudara, 85 persen biasanya jinak, sehingga disarankan agar jangan takut berlebihan.

“85 persen benjolan di payudara itu jinak, jadi jangan takut dulu, periksa saja dulu. Hanya 15 persen saja yang ternyata tumor ganas atau kanker,” kata Sonar.

Baca Juga: Anies Ijinkan Bioskop di Jakarta Buka Kembali, Ini Ketentuannya

Melalui Biopsi dengan pengambilan jaringan dari benjolan, merupakan salah satu cara mengetahui apakah itu tumor ganas kanker atau tidaknya, jelas Sonar, seperti yang dirilis oleh Antara.

Benjolan yang ternyata bukan kanker biasanya disebabkan salah satunya adalah kista payudara, berupa kantung cairan jinak atau non kanker. Biasanya dirasa sesuatu yang halus dan kenyal di bawah kulit.

Kista bisa muncul karena respon terhadap hormon yang terkait menstruasi. 

Selain SADARI, direkomendasikan juga Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) yang idealnya dilakukan tiap 6 bulan, USG payudara hingga MRI jika diperlukan.

Baca Juga: Kondom Rasa Rendang, Bawang Putih hingga Whisky Memberi Keseruan Tersendiri

Penyebab benjolan juga bisa karena abses karena bakteri, hingga terasa sakit dan warna memerah dekat payudara serta terasa panas dan agak padat. Wanita menyusui lebih rentan terhadap abses payudara.

Jika hasil Biopsi dinyatakan kanker, biasanya dokter akan menentukan pengobatan yang umumnya adalah dilakukan pembedahan, kemudian dilakukan kemoterapi.

“Karena kanker payudara adalah kanker padat dan cara umumnya adalah pembedahan, kemudian terapi penyinaran sistemik seperti kemoterapi, atau hormonal atau terapi target,” ungkap Sonar.

Baca Juga: Badan Intelijen Negara Dianggap Aneh dan Dilarang Siarkan Informasi oleh Duo Fahri Hamzah dan Fadli

Sifat terapi pembedahan sendiri bisa bersifat terapi kuratif dan paliatif. Terapi kuratif dilakukan bila kanker terdeteksi dini, misalnya stadium satu.

Bila ditemukan sudah stadium lanjut, berupa pendarahan hebat di payudara atau penyebaran ke organ lain, maka yang dilakukan adalah terapi paliatif, dengan tujuan memperbaiki kualitas hidup pasien.(***)



Editor: Rudolf

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler