Nyamuk Wolbachia Penekan DBD akan Disebar, Benarkah Berbahaya bagi Manusia? Simak Penjelasannya

- 18 November 2023, 13:03 WIB
Ilustrasi, cek fakta, penyebaran nyamuk Wolbachia untuk menekan DBD.
Ilustrasi, cek fakta, penyebaran nyamuk Wolbachia untuk menekan DBD. /lksuperboy/Pixabay

 

INDOBALINEWS – Nyamuk Wolbachia merupakan nyamuk Aedes Aegypti yang diinfeksi dengan bakteri Wolbachia. Rencananya, nyamuk ini akan dilepas-sebarkan di Indonesia sebagai usaha penekanan penyebaran penyakit demam berdarah (DBD). Namun, dalam proses implementasinya banyak timbul pro-kontra oleh masyarakat terhadap program ini. Dirangkum dari berbagai sumber, ini informasi yang perlu diketahui tentang Wolbachia.

1. Bukan rekayasa genetik
Bakteri wobachia sendiri merupakan bakteri yang sudah ada di alam. Pada lingkungan serangga, wobachia ada pada 50% spesies serangga termasuk nyamuk, lalat buah, capung, dan kupu-kupu.

Wolbachia sendiri adalah bakteri yang hanya dapat hidup di dalam tubuh serangga, Wolbachia tidak dapat bertahan hidup di luar sel tubuh serangga dan tidak bisa mereplikasi diri tanpa bantuan serangga inangnya. Ini merupakan sifat alami dari bakteri wolbachia. Wolbachia sendiri telah ditemukan di dalam tubuh nyamuk aedes albopictus secara alami.

Baca Juga: Rumor Transfer Pemain Liga 1: Pamer Passpord, Devid Silva Beri Isyarat Bakal Gabung Barito Putera?

2. Didukung oleh para pakar
Penelitian terhadap nyamuk ini juga sudah dilakukan oleh peneliti dan pakar terpercaya. Seorang Peneliti Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gajah Mada (UGM) sekaligus anggota peneliti World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, dr. Riris Andono Ahmad, MPH., Ph.D menegaskan bahwa Wolbachia tidak menginfeksi manusia dan tidak terjadi transmisi horizontal terhadap spesies lain, bahkan tidak mencemari lingkungan biotik dan abiotik.

“Bakteri wolbachia maupun nyamuk sebagai inangnya bukanlah organisme hasil dari modifikasi genetik yang dilakukan di laboratorium. Secara materi genetik baik dari nyamuk maupun bakteri wolbachia yang digunakan, identik dengan organisme yang ditemukan di alam” ungkap Peneliti Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Adi Utarini MSc, MPH, PhD

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI juga memberikan dukungannya terhadap implementasi program ini dengan cara bertahap.

Baca Juga: Konflik Israel Palestina: Ekonomi Israel Anjlok! Pengaruhi Keuangan, Pasar Kerja hingga Industri

Halaman:

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x