Baca Juga: BLT Dana Desa Dinilai Belum Tertib, Perlu Diawasi BPK
Karena produktivitasnya itu, pada 2013, desa ini dinobatkan menjadi Desa Produktif, sebagai salah satu desa dari 132 desa produktif di Indonesia. Penobatan dilakukan oleh Muhaimin Iskandar, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi waktu itu.
Penobatan ini dilakukan karena warga desa dinilai produktif. Dimana ada sekitar 1.057 orang yang berprofesi sebagai pengrajin dari sembilan ribuan lebih warga desa tersebut.
Baca Juga: Gas Akan Berkurang? Beralihlah ke 'Kompor Induksi' Kompor Tanpa Api
Dengan banyaknya yang menjadi pengrajin, maka pengangguran yang selama ini menjadi momok pun bisa diminimalisir. Bahkan, tingkat migrasi warga di desa itu pun minim karena banyak pekerjaan yang tersedia di desa tersebut.
Seperti halnya Nur Bahagio, warga Desa Tutul yang sempat diwawancarai oleh tim Indobalinews, menceritakan bahwa dia sudah mulai menggeluti di bidang kerajinan tangan ini, sejak duduk di bangku SMP pada 2015 hingga saat ini.
Baca Juga: AWK : Arak Bali Punya Potensi Nilai Ekonomi Tinggi
Sementara itu, pemilik usaha JBC Craft, Sohibur Rohman, pria kelahiran 1986 yang telah menjalani usaha selama 3 tahun belakangan ini mengatakan, “Sempat terkendala pada bulan April 2020 karena pandemi Covid-19, saat lockdown awal, pengiriman kerajinan melalui jasa pengiriman barang ditutup di Kota Jember Jawa Timur, dan sekarang sudah mulai normal kembali.” (***)