Sektor ketiga adalah pelaku industri pariwisata sendiri dengan menjalankan protokol kesehatan di seluruh industrinya. “Saat pariwisata Bali dibuka pertama kali, 31 Juli 2020 lalu saya yang pertama kali dating kesini dan saya telah rasakan sendiri bahwa prilaku protokol kesehatan di Bali untuk menerima tamu wisatawan kembali sangat baik,” bebernya.
Baca Juga: MPR RI dan Badan POM RI Dukung Bio Farma Produksi Vaksin Covid-19
Hal ini harus diimbangin dengan prilaku ke dalam dan pelaku pariwisata wajib menjalankan peraturan protokol kesehatan juga. Termasuk mengontrol para karyawannya, ketersediaan sarana prasana. “Untuk bekerja dicek suhu, cuci tangan, mengelap pintu dan lift sering-sering dan lain-lain. Dari situ akan terbangun trust,” tandasnya.
Baca Juga: Belajar Dari Kasus Reza, Narkoba Bisa Bikin Bingung, Kejam Hingga Bunuh Diri
Senada dengan Moeldoko, Trisya Suherman selaku Ketua Umum Komunitas CEO Indonesia mengatakan bahwa dalam kondisi new normal masyarakat tetap aman melakukan perjalanan luar kota asalkan tetap mengikuti protokol yang ada.
Diharapkan dengan adanya perjalanan ini dapat mengurangi kekhawatiran para wisatawan untuk berkunjung atau berwisata ke bali. Trisya berharap para wisatawan domestik dapat kembali berkunjung ke bali untuk berlibur.
Baca Juga: Cek FAKTA : Perokok Lebih BeresikoTerjangkit Covid-19 Daripada Non-Perokok
“Dari sekitar 1000 anggota CEO Indonesia, kami sengaja mengundang para anggota yang percaya untuk bepergian ke Bali. Dan karena masih kondisi pandemi maka awalnya kami batasi hanya 50 tapi masih banyak yang ingin ikut sehingga kami putuskan hanya 60 saja. Dan hingga hari ini saat sudah tiba di Bali masih ada anggota yang ingin ikut. Rencananya setelah ini akan kami atur kunjungan para anggota lainnya mungkin saja bisa juga tak hanya Bali tapi Labuan Bajo,” ujar Trisya yang menggerakkan program ‘Bali I Miss U’.