Kontroversi Unjuk Rasa Aliansi Mahasiswa ITKES Ihwal Pelecehan Seksual Dinilai Hanya Sensasi

11 Oktober 2023, 20:00 WIB
Ketua Pengurus Daerah Muhammadyah Lotim Roma Hidayat (kiri) dan Sekretaris Pengurus Daerah Muhammadyah Lotim Misnuddin Mahdan (kanan) saat ditemui di Selong, Lombok Timur, Rabu 11 Oktober 2023. /H. Habibullah Sahbi Noor/IndoBaliNews

INDOBALINEWS - Unjuk rasa yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa Institut Teknologi Sosial dan Kesehatan (ITKES), dengan menyegel ruang Rektor ITKES, semata hanya mencari perhatian.

Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan lakukan, Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Lombok Timur (Lotim) Roma Hidayat menuturkan justru tidak ada bukti yang valid dan masih praduga.

"Isu itu, dipakai hanya untuk membuat sensasi agar unjuk rasa yang mereka lakukan menjadi perhatian," ujar Roma di Selong, Lombok Timur, Rabu 11 Oktober 2023.

Baca Juga: Upacara Tawur Balik Sumpah Utama Serangkaian Karya di Pura Dalem Tungkub, Desa Adat Pagan

Roma mengaku dari mediasi yang pihaknya lakukan, antara pihak yang dituduh dan korban pelecehan tersebut, hanya menunjukkan bukti via messenger yang tidak bisa dijadikan bukti.

Ia menyebut kejadian tersebut sudah terjadi lebih dari satu tahun silam dan tidak pernah terjadi sentuhan secara fisik. "Persoalan ini, justru sudah terselesaikan pada bulan itu juga tahun 2021 lalu, dan para pihak sudah berdamai," imbuhnya.

Menurutnya, kalau memang persoalan yang dimaksud belum selesai, tentu korban harusnya melapor ke aparat hukum.

Baca Juga: Lansia 80 Tahun asal Belanda Dideportasi dari Bali gegara Overstay

Kalau tidak dilakukan, sambung dia , maka kami yang akan membuat laporan, hingga persoalan ini menjadi terang benderang. "Itu semata untuk menjaga nama baik perguruan Muhammadyah yang memiliki landasan fundamental agama Islam," pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Pengurus Daerah Muhammadyah Lotim Misnuddin Mahdan menyatakan bahwa tuntutan yang mereka kemukakan tersebut sebenarnya bukan tuntutan arau keharusan, tetapi belakangan diubah menjadi sebuah masukan.

Baca Juga: Serangan Balasan Israel untuk Palestina di Gaza Masih Berlangsung, 8 Jurnalis Terbunuh

Misnuddin menilai sebelumnya sudah beberapa kali dilakukan mediasi, tetapi mentok karena keinginan mereka hanya ketemu dengan Rektor saja.

"Ketika dipertemukan, malah tuntutan mereka berubah menjadi sebuah masukan, terutama dalam pembentukan satgas perlindungan perempuan," imbuhnya.

Baca Juga: Situasi Perang Palestina dan Israel Semakin Memanas, Erdogan dan Putin Lakukan Pembicaraan

Soal masukan mereka, sambung dia, tetap akan dilakukan pembentukan satgas yang dimaksud, lagi pula itu rekomendasi dari Pengurus Muhammadyah.

"Sejujurnya, setiap ada persoalan, pihak rektorat ataupun dosen yang ada di Perguruan Muhammadyah ini, selalu terbuka, karena konsep dasar dari perguruan Muhammadyah ini adalah selalu mengedepankan demokrasi sesuai ajaran agama Islam," tandasnya.***

Baca Juga: Dukung Pengamanan KTT AIS Forum 2023 Di Bali Satpolairud Tabanan Patroli Sisir Barang Mencurigakan



Editor: Ronatal Siahaan

Tags

Terkini

Terpopuler