Dari 1.600 turis asing yang datang, kata dia, sekitar 1.000 orang yang menikmati liburan di Gili Trawangan, sisanya menyebar di Gili Meno, dan Gili Air.
Kusnawan menambahkan, para turis asing tersebut akan berada di tiga gili selama tiga hingga lima hari. Kemudian mereka akan kembali lagi ke Bali setelah aktivitas kembali normal.
Baca Juga: Angelina Sondakh Bebas, Ini Catatan 'Raport' Angie Selama di Lapas Pondok Bambu
"Para pengelola hotel tidak ada yang menawarkan paket Hari Raya Nyepi seperti saat kondisi normal (sebelum COVID-19), jadi murni wisatawan datang menggunakan jasa biro wisata secara online," ujarnya.
Adanya ribuan wisatawan ke Gili Matra tentu sangat berdampak terhadap seluruh aktivitas pariwisata di Gili Matra yang sepi dari kunjungan wisatawan sejak pandemi COVID-19 melanda seluruh dunia pada 2020.
Baca Juga: Dampak Invasi Rusia: Roman Abramovich Mengaku Sulit dan Menyakitkan Menjual Chelsea
Selain hotel-hotel, kata Kusnawan, kedatangan tamu asing tersebut juga memberikan keuntungan bagi masyarakat lokal, seperti pedagang warung, penyewaan sepeda, penyewaan alat selam (snorkeling) hingga transportasi tradisional khas Lombok (cidomo).
"Kalau lihat dampak dari Hari Raya Nyepi cukup besar bagi pelaku pariwisata di tiga gili, kalau dibandingkan saat World Superbike (WSBK) Mandalika pada November 2021, tidak ada apa-apanya," tandasnya. ***