Realisasi Investasi di Luar Jawa Lebih Kencang

27 Oktober 2021, 15:38 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. /Instagram.com/@bahlillahadalia

INDOBALINEWS - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia di Jakarta, Rabu, 27 Oktober 2021 mengungkap, realisasi investasi di luar Pulau Jawa melaju lebih kencang dibandingkan dengan realisasi investasi di Pulau Jawa.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, sepanjang triwulan III-2021, realisasi investasi di Jawa mencapai Rp104,2 triliun (48,1 persen) sedangkan luar Jawa mencapai Rp112,5 triliun (51,9 persen).

"Year on year (secara tahunan) investasi luar Jawa naik 1,9 persen. Lagi-lagi saya katakan bahwa ini atas pembangunan infrastruktur yang masif dilakukan oleh pemerintahan Jokowi-JK di lima tahun periode pertama dan dilanjutkan di periode kedua. Itu berdampak positif untuk memikat para investor," katanya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu.

Baca Juga: Sri Mulyani Optimistis Ekonomi Tumbuh 4 Persen Akhir Tahun 2021

Bahlil mengatakan, pembangunan infrastruktur di luar Jawa telah menarik minat investor.

Ia pun menilai positif capaian tersebut, karena sejalan dengan tujuan pembangunan infrastruktur untuk pemerataan ekonomi serta untuk melahirkan kawasan ekonomi baru.

Tidak hanya realisasi investasi di luar Jawa ada triwulan III-2021 tercatat tumbuh 1,9 persen, hal serupa juga terjadi di Jawa. Realisasi investasi di Jawa sepanjang periode tersebut tumbuh 5,7 persen.

Secara kumulatif, sepanjang Januari-September 2021, realisasi investasi di Jawa tumbuh 3,7 persen sedangkan di luar Jawa pertumbuhannya melesat hingga 12 persen.

Baca Juga: Realisasi Investasi Tiwulan III-2021 Capai Rp216,7 Triliun

Secara nominal, investasi di Jawa sepanjang Januari-September 2021 sebesar Rp318,7 triliun (48,3 persen) dan investasi di luar Jawa sebesar Rp340,7 triliun (51,7 persen).

"Jadi ini semuanya tumbuh positif, tapi lajunya lebih laju yang di luar Jawa. Ini karena mungkin Menteri Investasinya dari luar Jawa kali ya, tapi ini bukan KKN, ini kecenderungan orang mau investasi," katanya. ***

Editor: Riyanto

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler