Realisasi Investasi Tiwulan III-2021 Capai Rp216,7 Triliun

- 27 Oktober 2021, 13:36 WIB
Bahlil Lahadalia Menteri Investasi/Kepala BPKM.
Bahlil Lahadalia Menteri Investasi/Kepala BPKM. /Instagram/@bahlillahadalia

INDOBALINEWS - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang triwulan III-2021 mencapai Rp216,7 triliun di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) menyusul melonjaknya Covid-19.

Meski tercatat tumbuh 3,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy), namun capaian tersebut tercatat melambat 2,8 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (quarter-to-quarter/q-t-q).

"(Penurunan) lebih disebabkan karena memang selama tiga bulan ini kami bisa bekerja maksimal hanya 1,5 bulan. (Sisa) 1,5 bulannya kita tahu pandemi COVID-19 tapi kita tetap kerja terus, kita kawal perusahaan end-to-end, dan kita turunkan tim ke lapangan," kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam paparan kinerja triwulan III-2021 secara daring di Jakarta, Rabu, 27 Oktober 2021.

Baca Juga: Kemenkeu Nobatkan KAI Sebagai Salah Satu Debitur Terbaik BUMN

Di sisi lain, Bahlil mengatakan, tumbuhnya capaian realisasi investasi secara yoy mencerminkan bahwa kemungkinan pengusaha/investor kini telah beradaptasi dengan kondisi pandemi dan tetap percaya diri merealisasikan investasinya.

Secara rinci, total realisasi investasi itu berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang mencapai Rp113,5 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp103,2 triliun.

Bahlil menjelaskan, realisasi PMA sepanjang Juli-September turun secara q-t-q sebesar 11,6 persen, sementara secara yoy turun 2,7 persen.

"Memang PMA kita, pada saat PPKM, banyak tenaga ahli tidak bisa masuk karena protokol COVID dan arus barang masuk dari luar negeri juga sedikit terhambat karena pandemi," katanya.

Baca Juga: Kapolri Ingin Kepolisian Dicintai Masyarakat

Kendati realisasi PMA turun, di sisi lain, PMDN naik 6,8 persen secara q-t-q dan tumbuh 10,3 persen secara yoy.

Menurut Bahlil, ibarat gaya sepakbola ala klub asal Italia, Juventus, yang bertahan dan menyerang, maka begitu pulalah strategi menggaet investasi masuk ke Indonesia.

"Menggaet investasi di Indonesia selalu analogikan seperti Juventus, bertahan dan menyerang. Jadi pada saat penyerangan tidak bisa karena pandemi COVID, kita hajar dalam negeri. Tapi begitu longgar, kita hajar lagi untuk luar negeri," katanya.

Berdasarkan lokasi proyek, realisasi investasi triwulan III-2021 tersebar di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Riau dan Banten. Sementara Singapura, Hong Kong, Jepang, China dan Amerika Serikat tercatat jadi lima perekonomian yang paling banyak berinvestasi di Indonesia sepanjang triwulan III-2021.

Baca Juga: Presiden Joko Wdodo Minta Kepala Daerah Waspadai Lonjakan Covid-119 Sekecil Apa Saja

Sebaran sektornya yaitu perumahan, kawasan industri dan perkantoran; transportasi, gudang dan telekomunikasi; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; pertambangan; dan jasa lainnya.

Ada pun secara kumulatif sepanjang Januari-September 2021, realisasi investasi mencapai R659,4 triliun atau mencapai 73,3 persen dari target yang ditetapkan Presiden Jokowi sebesar Rp900 triliun.

Sepanjang Januari-September 2021, realisasi PMA mencapai Rp331,7 triliun (50,3 persen) dan PMDN sebesar Rp327,7 triliun (49,7 persen). Proyek investasi tersebar paling banyak di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, dan Riau.

Sebaran realisasinya di sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; transportasi, gudang dan telekomunikasi; listrik, gas dan air; serta pertambangan.

Baca Juga: Luhut: Presiden Joko Widodo Minta Harga Tes PCR Rp300 Ribu Berlaku 3x24 jam

Sedangkan Singapura, Hong Kong, China, Jepang dan Belanda jadi lima perekonomian teratas asal investasi asing. ***

Editor: Riyanto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah