Holding Perusahaan BUMN Pariwisata ‘InJourney” Integrasikan Hulu sampai Hilir, Penerbangan hingga Suvenir

- 14 Januari 2022, 07:54 WIB
Pemandangan Kawasan Kuta Mandalika, salah satu usaha milik BUMN yang kini terintegrasi  dalam holding 'InJurney' yang akan membenahi tata kelola perusahaan BUMN sektor pariwisata hulu hingga hilir.
Pemandangan Kawasan Kuta Mandalika, salah satu usaha milik BUMN yang kini terintegrasi dalam holding 'InJurney' yang akan membenahi tata kelola perusahaan BUMN sektor pariwisata hulu hingga hilir. /AHMAD SUBAIDI/ANTARA FOTO

INDOBALINEWS – Niat Presiden Jokowi untuk menyatukan perusahaan BUMN sektor pariwistaa dalam satu holding telah diungkakan sejak lama.

Jokowi mengatakan sejak awal sudah bolak-balik menyampaikan agar BUMN-BUMN sektor pariwisata melakukan restrukturisasi namun baru dilaksanakan saat ini.

"Alhamdulillah hari ini, dengan membentuk holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, pengelolaan pariwisata kita akan Insya allah akan bisa dilakukan secara efisien, terintegrasi dari hulu sampai hilir. Mulai penataan rute penerbangan, konten promosi, event, atraksi, kuliner, akomodasi sampai ke penjualan retail-retail suvenir dari para perajin-perajin kita yang tentu saja juga sudah terseleksi dengan baik," katanya saat peluncuran InJourney, di Kuta Mandalika, Lombok NTB, Kamis 13 Januari 2022.

Baca Juga: ‘InJourney’ Benahi Tata Kelola BUMN Sektor Pariwisata, PresidenJokowi: Holding Ini Bakal Jadi Kekuatan Besar

Presiden Jokowi, mengutip Direktur Utama Holding BUMN Pariwisata "InJourney" Dony Oskaria memiliki 120 hotel, kawasan pariwisata hingga tempat berjualan cinderamata.

"Perusahaan yang akan di-holding-kan ini, mulai dari penerbangan, turun, kemudian pengelolaan airport-nya, memiliki 120 hotel, artinya jaringannya sudah ada. Kemudian kawasan pariwisata dari Nusa Dua, Mandalika, Likupang, Borobudur, ada Taman Mini. Kemudian, pernak-pernik 'handycraft-nya' ada Sarinah. Ini kalau 'di-holding-kan' akan menjadi sebuah kekuatan yang besar dan saya yakin, Insya Allah Pak Dirut Pak Dony, dengan pengalaman yang panjang di bidang ini mampu melakukan itu," katanya.

Sejumlah hal yang perlu diselesaikan perusahaan induk BUMN sektor pariwisata itu menurut Jokowi adalah hambatan konektivitas dan infrastruktur.

Baca Juga: Video Syur 61 Menit Perempuan Mirip Nagita Slavina, Raffi Ahmad Tak Rela Istrinya Diganggu

"Di mana titik-titik yang memerlukan suntikan infrastruktur segera diselesaikan. Begitu juga hambatan lainnya, termasuk dalam hal tata kelola dan manajemen BUMN-BUMN pariwisata, agar ini tidak menggerus kesempatan kita untuk melompat maju," ungkapnya.

Apalagi selama dua tahun dilanda pandemi, sektor pariwisata mengalami kontraksi yang sangat dalam.

"Sebelum pandemi, sektor pariwisata menjadi kontributor devisa terbesar kedua dengan pendapatan domestik (PDB) mencapai 10 miliar dolar AS dan bisa menyediakan 13 juta lapangan kerja, oleh sebab itu kondisi seperti ini harus kita hadapi dan kita tidak boleh patah arang, dan kita harus memanfaatkan ini sebagai titik balik untuk melakukan sebuah lompatan," tegasnya.

Baca Juga: BRI Liga 1: Bali United Menang 1:0 Atas Persib

Presiden Jokowi meminta agar "InJourney" dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan penataan, transformasi serta membangun sebuah ekosistem yang lebih kuat dan tangguh.

Sedangkan Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan "InJourney" berupaya untuk menyatukan infrastruktur sektor pariwisata.

"Nanti 'airport' sendiri bukan sekadar airport tetapi menjadi 'life style' tujuan, yang dimana nanti turunanya ada yang namanya makanan, life style dan lain-lainnya. Sama juga ketika kita sambungkan ketujuan wisata lainnya, di situ kekuatan yang kita belum punya selama ini adalah 'travel plan', rencana perjalan, yang kalau kita bandingkan negara-negara lain sudah punya tetapi kalau kita belum membentuk ekosistem ini," kata Erick.***

Editor: M. Jagaddhita

Sumber: Antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x