BI Bali Dorong Pemuda Bertranformasi Digital, Bertahan Lewati Masa Pandemi

- 5 November 2020, 10:42 WIB
Web Seminar bertajuk Pemuda Pemudi Digital Bekerja Berkarya Digital Bali Bangkit yang digelar OVO dan BI Bali, yang digelar secara daring Rabu 4 November 2020
Web Seminar bertajuk Pemuda Pemudi Digital Bekerja Berkarya Digital Bali Bangkit yang digelar OVO dan BI Bali, yang digelar secara daring Rabu 4 November 2020 /Dok BI Bali

INDOBALINEWS - Transformasi digital menjadi cara bertahan melalui masa pandemi Covid-19 dan digitalisasi menjadi suatu kebutuhan bagi UMKM. Para entrepreuners yang akan bertahan adalah mereka yang semakin meningkatkan penggunaan digitalisasi dalam bisnisnya.

Demikian dikatakan oleh Kepada Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Trisno Nugroho dalam Web Seminar bertajuk Pemuda Pemudi Digital Bekerja Berkarya Digital Bali Bangkit yang digelar OVO dan BI Bali, yang digelar secara daring Rabu 4 November 2020.

Baca Juga: Di Masa Pandemi Transaksi Non-Tunai di Pertamina Jatimbalinus Naik 269%

“Penelitian dari Sea Insights menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata UMKM di Indonesia yang mengadopsi e-commerce meningkat lebih dari 160% dengan peningkatan produktivitas mencapai 110%. Dimana pada masa pandemi ini, 45% pelaku usaha muda berjualan lebih aktif di platform e-commerce dan 1 dari 5 adalah pengguna baru e-commerce serta lebih dari 60% mengatakan bahwa  mereka akan secara permanen meningkatkan penggunaan platform digital dalam bisnisnya,” ujar Trisno Nugroho seperti yang dikutip oleh indobalinews.com.

Baca Juga: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 4.00% di Oktober 2020

Ditambahkannya bahwa penggunaan platform digital oleh pelaku usaha dan masyarakat pengguna di tengah pandemi membantu ekonomi tetap berputar serta membantu percepatan transformasi ekonomi dan keuangan digital Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan program pemerintah dalam membantu UMKM melewati pandemi Covid-19 melalui program bangga buatan indonesia serta edukasi on-boarding UMKM agar mampu mengoptimalkan penggunaan digitalisasi.

Baca Juga: Pasar Gotong Royong BI Bali Tingkatkan Penyerapan Produk Lokal

“Saya menyambut baik pelaksanaan webinar hari ini dengan tema “Pemuda Pemudi Digital Bekerja Berkarya Digital Bali Bangkit”. Sejalan dengan peringatan hari sumpah pemuda ke-92 tahun yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2020, tema ini sangat relevan dengan kondisi ekonomi saat ini dimana pemuda pemudi sebagai motor penggerak kebangkitan ekonomi harus bersatu dan bangkit agar mampu beradaptasi dengan tatanan hidup baru serta mampu menciptakan inovasi-inovasi khususnya yang berbasis digital,” imbuhnya.

Baca Juga: Love Bali, 4.400 'Turis Domestik' Jadi Saksi Bali Siap Pariwisata Era Baru

Dalam kesempatan itu ia juga menjelaskan bahwa Covid-19 telah menyebabkan perekonomian seluruh daerah mengalami kontraksi yang dalam, hingga Tw 2 2020 seluruh provinsi kecuali Papua dan Papua Barat mencatat pertumbuhan ekonomi negatif. Begitu pula dengan Bali, Perekonomian Bali sejak Tw 1 hingga Tw 2 2020 terus mengalami kontraksi yang semakin dalam.

Baca Juga: Christiano Ronaldo Sembuh Covid-19, Giliran Pemain Klub Serie A Terinfeksi

Tercatat pada Tw 2 perekonomian Bali terkontraksi hingga -10,98% (yoy)  akibat turunnya kinerja pariwisata. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk mengembalikan kinerja perekonomian kembali dengan mendorong mobilitas konsumsi masyarakat melalui transformasi UMKM berbasis digital sebagai penopang ekonomi di era new normal.

Baca Juga: Bali Dapat Prioritas Uji Coba Bus Listrik

Kita semua tentu sepakat bahwa saat ini teknologi digital telah hadir disetiap sisi kehidupan. Di indonesia sendiri digitalisasi sangat erat kaitannya dengan pemuda pemudi kaum milenial," beber Trisno.

Masih menurutnya, Berbagai e-commerce lokal hingga mancanegara, aplikasi sosial media, aplikasi jasa pembayaran, aplikasi ticketing, aplikasi hiburan, aplikasi logistik, investasi, aplikasi virtual meeting hingga aplikasi jual beli barang digital lainnya.

Baca Juga: Liga Champions, Juventus Pukul Telak Ferencravos 4-1

Hal itu sudah sangat melekat di kalangan pemuda pemudi Indonesia saat ini. Penggunaannya pun terus meningkat, terutama di masa pandemi Covid-19 dimana  seluruh pihak berubah menjadi digital demi menjaga social distancing dan physical distancing,” bebernya.

Di Indonesia, potensi digitalisasi sangatlah tinggi bahkan sebelum pandemi Covid-19 terjadi. Indonesia adalah pasar besar dan potensial untuk menyerap arus digitalisasi karena dengan populasi 269 juta penduduk, jumlah generasi milenial (Gen Y) dengan rentang usia 22 sd 35 tahun mencapi 108 juta jiwa. 

Baca Juga: Sudah 11.979 Orang Positif Covid-19 di Bali Hingga 4 November 2020

Selain itu besarnya digital gap Indonesia dibandingkan dengan negara mitra juga menunjukkan peluang pasar yang besar. Saat ini penetrasi jumlah pelanggan seluler di Indonesia mencapai 124 % (338,2 juta) dengan pengguna internet mencapai 175,4 juta dan pengguna aktif sosial media mencapai 160 juta orang.   

Selain itu fakta di lapangan mencatat bahwa pada masa pandemi COVID-19 dan masa new normal, salah satu bentuk perkembangan sistem pembayaran yang sesuai yaitu penggunaan Digital Payment yang bersifat contactless.

Baca Juga: Pemkot Denpasar Raih Penghargaan Dari Kementerian Keuangan RI

Hal ini sejalan dengan rekomendasi WHO dan telah menjadi kebutuhan dan suatu keniscayaan. Masyarakat kini banyak beralih menggunakan pembayaran digital, yang tercermin dari peningkatan pembayaran menggunakan QRIS dan sarana digital lain seperti internet banking dan mobile banking.

Baca Juga: PERSI : Tuduhan RS Mengcovidkan Pasien Bisa Runtuhkan Semangat Ketulusan Para Medis

Trisno Nugroho juga menekankan lagi bahwa QRIS merupakan metode pembayaran digital yang bersifat contactless sangat tepat digunakan oleh UMKM untuk mendukung ekonomi Bali Bangkit. Dikatakannya akselerasi implementasi QRIS juga sangat cepat sejalan dengan inovasi model-model bisnis yang bergeser mengikuti prinsip protokol kesehatan dan memenuhi aspek bersih, sehat dan aman.

Baca Juga: Presiden : Pastikan Vaksin Covid-19 Lewat Uji Klinis, Aman dan Efektif

“Untuk mendorong akselerasi QRIS, Bank Indonesia juga memperpanjang masa berlaku MDR QRIS 0% khusus untuk merchant dg kategori Usaha Mikro (UMI) hingga 31 Desember 2020,” terangnya.

 Hal ini diharapkan dapat meminimalkan transaction cost oleh merchant UMKM sekaligus sebagai buffer di tengah kondisi pelemahan ekonomi akhir-akhir ini. Saat ini layanan terintegrasi antara logistik, ride hailing ecosystem, kuliner, e-commerce serta digital marketing sudah terfasilitasi dengan pembayaran digital melalui QRIS termasuk Kegiatan transfer dana juga dapat memanfaatkan QRIS.(***)

 

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah