Temuan ‘Tak Terduga’ Dari Vaksin UQ- CSL Yang Sebabkan Australia Hentikan Pengembangannya

- 12 Desember 2020, 08:08 WIB
Hasil HIV positif palsu yang disebabkan oleh vaksin UQ berkaitan dengan "klem molekuler" yang digunakan vaksin. (Sumber: University of Queensland) SH
Hasil HIV positif palsu yang disebabkan oleh vaksin UQ berkaitan dengan "klem molekuler" yang digunakan vaksin. (Sumber: University of Queensland) SH /ABC

INDOBALINEWS  - Perdana Menteri Scott Morrison pada hari Jumat mengatakan membatalkan pembahasan mengenai pengembangan vaksin corona dari Universitas Queensland dan CSL, untuk menunjukkan kepada warga Australia bahwa Pemerintah dan peneliti sedang berjalan dengan hati-hati.

Keputusan tersebut diambil setelah peneliti menemukan sesuatu yang ‘tidak terduga’ yang menyebabkan tidak dilanjutkannya sementara penelitian dan uji klinis dari vaksin yang sedang dikembangkan tersebut.

Para ilmuwan di balik vaksin virus korona UQ "sangat terpukul" atas keputusan untuk membatalkan uji coba, tetapi mengatakan itu adalah "keputusan berbasis risiko" untuk menjaga kepercayaan publik dalam proses vaksin COVID-19.

Baca Juga: Hong Kong Juga Beli Vaksin Sebanyak 15 Juta Dosis dari Pfizer dan Sinovac

Dalam keputusannya pada Jumat pagi, tim ilmuwan menjelaskan upaya vaksin UQ mendapatkan kekebalan HIV dan belum berhasil. Dikatakan bahwa vaksin itu menghasilkan antibodi yang menghasilkan hasil tes HIV "positif palsu".

Kepala Tim UQ-CSL, Profesor Paul Young mengatakan mereka tidak mengantisipasi reaksi "positif palsu" dan memutuskan untuk tidak melanjutkan uji klinis untuk menjaga kepercayaan publik. Setelah sebelumnya dilakukan uji klinis kepada 216 orang dan menghasilkan antibody tambahan positif yang ternyata palsu.

Baca Juga: Facebook Akan Dibubarkan? Kamar Dagang AS Anggap FB Monopoli Menguasai Instagram dan WhatsApp

Atas temuan ‘Tak Terduga’ ini, pihak peneliti dari UQ-CSL menghentikan pengembangan vaksin UQ dalam bentuknya saat ini. Dan lebih memilih menggunakan vaksin lain yang sudah tersedia demi kepercayaan masyarakat.

Kepala tim vaksin UQ-CSL, Profesor Paul Young menyatakan hal yang sulit untuk menghentikan pengembangan vaksin UQ sampai dalam bentuknya saat ini.

"24 jam terakhir sangat sulit bagi tim. Kami hancur. 11 bulan terakhir kami telah menjalani dan menjalankan proyek khusus ini. Ini masa yang menantang,”  kata Profesor Paul Young, kepala tim vaksin UQ.  "Tapi itulah sains."

Baca Juga: Jet F-16 AS Jatuh di Michigan Selasa 8 Desember 2020 , Pilot Ditemukan Tewas

Warga Australia pada akhirnya diminta 'realistis' tentang vaksin COVID-19, yang belum sukses dikembangkan oleh UQ-CSL ini.

Dr. Russell Basser, dari CSL, mengatakan hal yang "penting" untuk meninggalkan vaksin dalam bentuknya yang sekarang adalah untuk menjaga kepercayaan publik dalam proses pengembangan vaksin. Dan ini adalah keputusan yang sangat sulit untuk meninggalkan vaksin, seperti dilansir oleh ABC News, Patrick Stone

"Itu adalah penemuan yang tidak terduga. Itu keputusan berbasis risiko," kata Basser

Baca Juga: Vaksin Pfizer Hanya 52 Persen Efektif Setelah 10 Hari Suntikan Pertama, FDA Beberkan Faktanya

Dr Basser mempertimbangkan untuk menggunakan vaksin lain yang tersedia dipasar  dan sudah lolos uji klinis demi mempertahankan kepercayaan masyarakat yang terpenting baginya.

Keputusan Profesor Young sebagai kepala Tim UQ-CSL untuk meninggalkan vaksin dalam bentuknya saat ini diputuskan dengan berkonsultasi dengan Pemerintah Australia dan CSL.

Baca Juga: Mahasiswi Wisuda di Kebun Karena Susahnya Jaringan Internet

Sebelumnya pemerintah telah berkomitmen untuk membeli 51 juta dosis vaksin UQ, jika lolos semua persetujuan regulasi. Itu diharapkan pada pertengahan tahun depan.

Setelah pemerintah diberi tahu tentang hasil tes HIV positif palsu pada hari Senin. Sejak itu pemerintah telah membeli hak untuk 20 juta vaksin tambahan dari Oxford-AstraZeneca dan tambahan 11 juta dari Novavax Inc.

Baca Juga: Akan Ada Fenomena Langit Pada Tanggal 13 dan 14 Desember 2020

Ini menjadi pemahaman bagi semua pihak,  karena sebagian besar vaksin Oxford-AstraZeneca akan diproduksi secara lokal oleh CSL, Pemerintah yakin semua warga Australia sekarang akan divaksinasi penuh pada Oktober 2021, bukan Desember 2021.

Tanggal peluncuran bulan Maret untuk vaksin pertama yang didistribusikan di seluruh Australia tetap tidak berubah.***



Editor: Rudolf

Sumber: ABC Australia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah