Baca Juga: Mahfud MD: Pemerintah Tak Alergi Kritik
Lubang hidung Komodo hanya berfungsi untuk bernafas dan bukan mencium bau, karena Komodo tidak memiliki selaput penerima bau di hidung. Komodo juga tidak memiliki organ perasa di lidah, hanya ada sedikit ujung-ujung saraf perasa di tenggorokan dalam.
Komodo sempat dianggap tuli ketika penelitian mendapatkan bahwa bisikan, suara yang meningkat dan teriakan ternyata tidak memengaruhi Komodo tersebut.
Hal ini kemudian terbantahkan, ketika karyawan Kebun Binatang London ZSL, Joan Proctor, melatih biawak Komodo untuk ke luar makan dengan suaranya, bahkan juga ketika ia tidak terlihat oleh si biawak.
Baca Juga: Di Sumba, Presiden Jokowi Singgung Soal Tingginya Angka Kemiskinan
Komodo merupakan pemangsa puncak di habitatnya. Sebab sejauh ini, tidak diketahui adanya hewan karnivora besar lain selain biawak ini di sebarang geografisnya.
Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka menjadi salah satu hewan paling terkenal di dunia. Sekarang, habitat Komodo yang sesungguhnya telah menyusut akibat aktivitas manusia.
Baca Juga: Ketika Emak-Emak di Sumba Beraksi, Hadang Mobil Jokowi Hingga Jatuhkan Motor Paspampres
Itu sebabnya, IUCN memasukkan Komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan.
Biawak Komodo telah ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia dan habitanya dijadikan taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, di Kabupaten Manggarai Barat, NTT.***