Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan Bahas Nuklir Korea Utara Pascauji Coba Rudal Jelajah

- 14 September 2021, 20:36 WIB
Foto-foto yang diklaim sebagai uji coba rudal jelajah jarak jauh di Korea Utara pada 11-12 September 2021.
Foto-foto yang diklaim sebagai uji coba rudal jelajah jarak jauh di Korea Utara pada 11-12 September 2021. /KCNA via Reuters/

INDOBALINEWS - Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Korea Selatan (Korsel) bertemu untuk membahas masalah nuklir Korea Utara (Korut), sehari setelah Korut berhasil ujicoba rudal jelajah.

AS, Jepang, dan Korsel ingin menghidupkan kembali pembicaraan nuklir Korut, yang telah terhenti selama dua tahun.

Pembicaraan nuklir Korut terhenti sejak 2019 karena Korut menuntut keringanan sanksi, namun Pyongyang tidak melihat ada tanda-tanda perubahan kebijakan dari Washington.

Baca Juga: Afghanistan Krisis Keuangan, Warga Menjual Barang untuk Menyambung Hidup

Ketiga negara membahas cara memecahkan kebuntuan dengan Korut mengenai senjata nuklir dan program rudal balistiknya, yang telah menarik sanksi internasional.

"Perkembangan terakhir di Korut mengingatkan pentingnya komunikasi yang erat dan kerja sama dari tiga negara,” kata Sung Kim, utusan khusus AS untuk Korut, dalam sambutan pembukaannya, dikutip dari Al Jazeera, Selasa 14 September 2021.

Dalam pertemuannya dengan utusan Jepang Takehiro Funakoshi dan utusan Korsel Noh Kyu-duk, Kim mengatakan Washington tetap terbuka untuk lakukan diplomasi masalah Korut.

Sementara Gedung Putih menyatakan AS tetap siap lakukan pembicaraan dengan Pyongyang meskipun adanya uji coba rudal baru-baru ini.

Baca Juga: Mossad Israel Hancurkan Peralatan IAEA di Fasilitas Nuklir Iran

Pemerintahan AS mengumumkan pendekatan baru terhadap Korut pada bulan Mei, dan pihaknya masih mengejar denuklirisasi Korut tetapi tidak menawarkan 'tawar-menawar besar' kepada Pyongyang.

Kebijakan Biden akan difokuskan pada diplomasi, kata para pejabat saat itu.

AS merupakan sekutu dekat Jepang dan Korsel dalam bidang militer dan ekonomi.

Sementara hubungan antar negara Asia sering terjadi ketegangan karena berbagai persoalan, termasuk masalah sengketa kedaulatan, pendudukan Jepang 1910-1945 di semenanjung Korea, dan sejarah masa perang negara tersebut.***



Editor: M. Jagaddhita

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah