Wartawan Senior di Bali Luncurkan Buku Catatan Perjalanan Spiritual

- 11 Agustus 2023, 21:32 WIB
Wartawan senior di Bali I Gusti Ngurah Wisnu Wardhana (kedua dari kanan) meluncurkan sebuah buku berjudul ‘Catatan Jurnalistik Mencari Kitab Suci’ pada Jumat 11 Agustus 2023.
Wartawan senior di Bali I Gusti Ngurah Wisnu Wardhana (kedua dari kanan) meluncurkan sebuah buku berjudul ‘Catatan Jurnalistik Mencari Kitab Suci’ pada Jumat 11 Agustus 2023. /Dok Rofiki

INDOBALINEWS - Wartawan senior di Bali I Gusti Ngurah Wisnu Wardhana meluncurkan sebuah buku berjudul ‘Catatan Jurnalistik Mencari Kitab Suci’ pada Jumat 11 Agustus 2023. Buku itu berisi catatan-catatan pribadinya selagi bertugas meliput sejumlah peristiwa di Bali dan berbagai tempat lainnya.

“Sejak awal menjadi jurnalis pada tahun 70-an, saya menekuni bidang pariwisata hingga kini,” ujarnya yang kini mempin media Bali Travel Newspaper dalam acara Bedah Buku di Warung Kubukopi, Denpasar Jumat 11 Agustus 2023.

Namun demikian catatan-catatan dalam buku bukan hanya soal pariwisata. Bahkan menilik judulnya lebih bernuansa perjalanan spiritual. Hal itu karena sebagai orang Bali, dia mengaku tak bisa melepaskan diri dari religiusitas dan tradisi keagamaan yang kuat.

Baca Juga: Cek Hightech dalam 2 Smartphone POCO Teranyar

Mencari kitab suci dimaksudkannya sebagai upaya untuk mencari makna dibalik simbol dan tradisi dalam kehidupan orang Bali. Sebab, berbeda dengan agama yang lain, dalam tradisi tersebut posisi kitab suci tak terlalu ditonjolkan.

Dari perenungannya, dia menyimpulkan bahwa tradisi keagamaan orang Bali diwariskan melalui teladan dan perilaku serta simbol yang diwariskan turun temurun. “Jadi kita belajar memaknasi dari apa yang ada dalam simbol-simbol seperti penjor, canang dan berbagai persembahan lainnya,” sebutnya.

Baca Juga: Jelang Laga Hadapi PSM Makassar, Bali United Fokus Pemulihan Pemain

Wisnu Wardhana menilai, Bali sudah banyak berubah dari waktu ke waktu. Contohnya, dari segi kriminalitas misalnya, pada tahun-tahun 70-an berita kriminal sangat jarang ditemui. Tapi saat ini justru mendominasi.

Menurutnya, pesan penting ingin disampaikannya melalui buku itu adalah untuk tetap menjaga keharmonisan Bali melalui ajaran Tri Hita Karana. “Harus ada keseimbangan antara hubungan manusia dengan sesamanya, dengan lingkungan dan dengan Tuhan,” katanya.

Alasan itulah yang menyebabkanya menggagas Tri Hita Karana Award pada tahun 2000, yakni award yang diberikan untuk pelaku pariwisata yang dinilai dapat menjaga ketiga hubungan tersebut. Tolok ukurnya pun semakin berkembang seiring dengan pberbagai perubahan yang terjadi.

Baca Juga: Didukung Teknologi CTBL, Kolaborasi di TOSS Center, Efektif dan Efisien Kurangi Beban TPA

Menanggapi peluncuran buku tersebut, Guru Besar Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Sumadi menyatakan, refleksi pemikiran seorang wartawan sangat diperlukan karena sudah pasti berbasis pada kenyataan yang ditemui di lapangan.

Profesi wartawan, sebut dia, selayaknya juga menjadi guru bagi masyarakat melalui berita yang disampaikan. Di sisi lain, tradisi di Bali pun memerlukan orang-orang yang mampu menerjemahkan kepada masyarakat luas sehingga dipahami bukan hanya oleh orang Bali tetapi juga masyarakat dunia yang datang ke Bali. ***

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah