INDOBALINEWS - Salah satu puisi dari sejumlah sastrawan kenamaan Indonesia yang dianggap paling legendaris dan ikonik adalah Puisi "Hujan Bulan Juni" yang diciptakan pada tahun 1989.
"Hujan Bulan Juni” adalah sebuah puisi yang ditulis sastrawan Indonesia Sapardi Djoko Damono (SSD) yang wafat dalam usia 80 tahun pada Ahad, 19 Juli 2020 pukul 09.17 WIB, di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.
Sastrawan yang juga guru besar pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI) menciptakan puisi ini dengan majas personifikasi sangat dalam. Personifikasi sendiri berarti mengartikan benda mati ataupun barang yang tidak bernyawa seolah-olah hidup atau memiliki sifat kemanusiaan.
Bait-bait puisinya memiliki sifat kemanusiaan atau insani yaitu ketabahan pada baris pertama. Pada baris kedua rindunya juga ditujukan pada bulan Juni yang memiliki sifat kemanusiaan atau insani yaitu dapat merasakan kerinduan.
Seperti yang dikutip dari jurnal online Universitas Muhammadiyah Surabaya dalam seminar yang berjudul "Mengideintifikasi Gaya Bahasa Dalam Puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Darmono", puisi ini mengungkapkan ketabahan dan kebijaksanaan seseorang lebih memilih untuk memendam kerinduan.
Puisi “Hujan Bulan Juni” sebelum bertransformasi menjadi novel lalu ditampilkan di layar lebar dengan medium film, sudah lebih dulu ditampilkan dengan iringan musik dalam bentuk musikalisasi puisi pada 1980-an.
Baca Juga: Liga 1 Indonesia: Raih Gelar Juara, Persib Bandung Tekuk Madura United 3-1
Hal ini terlihat pada bait pertama yang digambarkan bahwa hujan tidak mungkin turun di bulan Juni, karena bulan itu masih termasuk musim kemarau. Walaupun turun, pasti tidak lebat hanya sebatas rintik-rintik yang membasahi pohon.