Takut Karir Manusia Tergantikan oleh Artificial Intelligence atau AI? Baca Ini Dulu

1 Januari 2022, 08:49 WIB
Ilustrasi Artificial Intelligence. /Uzone.id

INDOBALINEWS - Saat ini AI (Artificial Intelligence) atau istilahnya Kecerdasan Buatan banyak diaplikasikan di berbagai bidang kehidupan.

AI memang sangat membantu manusia dan bisa diterapkan dalam berbagai hal dengan menekankan pada kecerdasan mesin yang bisa memberikan respon layaknya manusia.

Dan AI digadang-gadang merupakan perpanjangan dari kualitas kecerdasan manusia dan hampir semua perangkat komputer atau teknologi modern telah banyak menerapkan kecerdasan buatan.

Baca Juga: Cuaca Cerah Menyapa Bali di Hari Pertama Tahun Baru 2022

Sehingga tak heran Artificial Intelligence atau AI seringkali bikin manusia ketar–ketir akan masa depan.

Seperti yang dilansir dari laman resmi pukulenam.co.id bahwa banyak orang takut karir mereka digantikan oleh AI ini. Namun jangan takut, sebab AI belum secanggih yang kita kira.

Tugas–tugas manusia yang mudah dan sederhana rasanya mudah untuk tergantikan, contohnya kasir, pelayan, dan sopir gampang sekali untuk kita membayangkan kehadiran mereka digantikan oleh program AI yang akan menggantikan mereka semua.

Baca Juga: Ini Arahan Kapolres Badung Jelang Tahun Baru 2022 : Tanpa Kembang Api dan Prokes Ketat

"AI yang sudah ada sekarang ternyata lebih bodoh ketimbang otak mamalia terkecil, karena hal ini ternyata AI butuh dilatih sebelum digunakan. Otak memiliki kapasitas dan jumlah koneksi yang lebih banyak, dan AI tak memiliki emosi," demikian dijelaskan Abiyyu Didar Haq, S.Ked, Chief Product Officer (CPO) pukulenam.co.id.

Lebih lanjut Abiyyu mengatakan, pertimbangan lain adalah karena AI perlu dilatih. Bayi yang baru lahir sudah bisa melihat kondisi ruangannya dan objek apa saja lewat penglihatan yang meskipun belum terlalu jelas, tapi sudah lebih baik daripada AI.

Baca Juga: Final AFF Indonesia Kalah dari Thailand: Situs PSSI Diretas

"Hal yang perlu diketahui adalah bahwa tingkat akurasi dalam menentukan suatu objek hampir mustahil untuk mendapatkan 100% persentase. Oleh karena itu, meskipun AI dapat rekognisi wajah, objek, hingga cuaca, semuanya ini umumnya memiliki persentase akurasi yang lebih rendah daripada otak mamalia pada umumnya," demikian dijelaskan lagi.

Selain itu jumlah koneksi dan kapasitas AI lebih kecil daripada otak Mamalia. Coba kita bayangkan AI sekeren Jarvis, kepunyaan Mr. Tony Stark, sang Ironman yang sanggup memanggil kostumnya hanya dengan suaranya.

Baca Juga: 11 Langkah Kapolda Menuju Transformasi Polda Bali Presisi

Bayangkan Terminator yang mampu memikirkan masa depan dan masa lampau. Hal ini semakin lama terdengar semakin realistis. Namun, ternyata hal seperti ini susah sekali untuk digapai.

Kenapa? Karena AI tidak sepintar otak manusia. Kita akan membutuhkan sistem dan memory yang berukuran besar untuk dapat menampung berbagai macam situasi dan kondisi yang akan dihadapi oleh AI.

Selain itu, ingatlah AI tidak memiliki emosi. Orang seringkali berpikir bahwa kita akan jauh lebih pintar dan lebih kreatif ketika kita berada di “Zone”.

Baca Juga: Erick Thohir: Anak Muda Indonesia Harus Bersaing di Kancah Global, Jangan Hanya Jadi Penonton

Ketika kita senang, kita lebih pintar dan lebih bisa menerima perubahan dan beradaptasi. Ketika kita sedih, kita lebih mengerti perasaan kita sendiri, dan akhirnya lebih puitis.

Tidak sedikit para penulis lagu–lagu terkenal, seperti Taylor Swift dan Ed Sheeran menulis lagu–lagu terkenal mereka lewat kejadian–kejadian sedih yang mereka alami. Otak Limbic merupakan bagian dari otak kita yang bertanggung jawab akan hal–hal demikian.

Namun AI tidak memiliki hal ini, hal ini menyebabkan kita hanya dapat memberikan AI tugas–tugas yang repetitif dan kalkulasi–kalkulasi yang enggan dilakukan oleh manusia.

Baca Juga: Eighternal 8th Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort Anniversary

Pada akhirnya, otak yang sudah berevolusi ber-miliaran tahun tentunya lebih kuat daripada AI yang baru saja diciptakan kurang dari 100 tahun.

Bukanlah hal yang tidak mungkin untuk menciptakan Jarvis ataupun Droid dari Star Wars. Semuanya ini dapat kita lakukan, untuk masa depan yang lebih baik.

"Bukankah kita mendambakan kehidupan dimana semua nya akan ada kedamaian? Oleh karena itu, mulailah dengan percaya bahwa AI yang seringkali mendapatkan respon negatif tentunya dapat membantu kehidupan manusia." ***

Editor: Shira Ade

Sumber: pukulenam.id

Tags

Terkini

Terpopuler