Network
INDOBALINEWS - Kehadiran internet mengubah interaksi sosial masyarakat. Di tengah pandemi covid-19, perubahan tersebut kian terasa. Masyarakat kini lebih banyak beraktivitas dan berinteraksi secara daring.
Masyarakat kini lebih memanfaatkan media seperti Whatsapp, atau media sosial semisal Instagram, Twitter, atau Youtube untuk berinteraksi dengan orang lain. Perubahan medium itu mengubah perilaku masyarakatnya.
Dosen Sosiologi Universitas Mataram, Rosiady Husaenie mencatat paling tidak ada lima perubahan yang terjadi. Lima perubahan itu adalah adanya tembok digital, kesabaran berkurang, ingin tahu pendapat orang terhadap kita, tidak bisa lagi fokus, dan kesadaran akan keselamatan diri yang berkurang.
Baca Juga: Pelaku Pariwisata Bali Bantah Kabar WFB Berkontribusi Pada Kenaikan Kasus Covid-19
“Dengan teknologi yang kita pakai sekarang, kesabaran kita tanpa kita sadari menurun. Artinya, begitu kita ingin tahu sesuatu, kita ketik di google, kita ingin jawaban yang segera. Kesabaran kita menjadi berkurang,” kata Rosiady dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Rosiady juga menuturkan ketergantungan masyarakat terhadap internet dan teknologi seluler memperpendek rentang perhatian. “Rata-rata rentang perhatian kita telah berkurang empat detik, turun dari 12 menjadi delapan,” katanya.
Baca Juga: 'Kenaikan Kasus Positif di Bali Bukan Dipicu Work From BalI'
Di sisi lain, Vidya Ully, key opinion leader dalam webinar yang sama meminta masyarakat untuk berhati-hati di media sosial. Namun ia mengatakan, seorang pengguna media sosial tidak perlu terlalu memusingkan komentar orang lain.
“Kalau memang ada teman kita yang tidak suka,itu susah. Kita tidak bisa melarang orang untuk tidak suka dengan kita. Hak mereka. Kita hanya punya dua tangan yang bisa tutup mata dan telinga,” kata Vidya.
