Keren! Ini Penampakan Piala Juara MotoGP Mandalika, Karya Tuksedo Studio di Bali dan Filosofi Pembuatannya

- 17 Maret 2022, 21:06 WIB
Piala MotoGP dan proses pembuatannya di Tuksedo Studio Bali.
Piala MotoGP dan proses pembuatannya di Tuksedo Studio Bali. /Dok Tuksedo Studio Bali

INDOBALINEWS - Gema ajang lomba balap motor yang menjadi salah satu paling bergengsi di seluruh dunia, MotoGP terus bergaung ke seantero jagad.

Apalagi kali ini ajang ini digelar di Sirkuit Mandalika Lombok yang didukung tak hanya oleh masyarakat Lombok tetapi juga oleh seluruh rakyat Indonesia hingga Presiden Jokowi beserta jajaran menterinya.

Segala persiapan untuk mendukung kesuksesan event kebanggaan Indonesia jauh jauh hari telah dimatangkan termasuk urusan pernak pernik terkait ajang yang digelar 18-20 Maret 2022 ini.

Baca Juga: Masih Jadi Teka Teki, Siapa Musisi MF yang Baru Ditangkap Polisi Diduga Penyalahgunaan Narkoba

Termasuk piala yang rencananya akan diserahkan secara langsung oleh Presiden Jokowi kepada para juara. Dan sebuah studio spesialis manufaktur mobil-mobil klasik bernama Tuksedo Studio di Bali dipercaya membuatnya secara handmade.

Ternyata tak hanya keren penampakannya saja tetapi hasil kreativitas seni tim Tuksedo Studio yang dipimpin oleh Gusti Handoko ini memiliki nilai filosofi tinggi terkait pariwisata juga perekonomian di Indonesia.

Baca Juga: Welcome Back! Jetstar Australia Melbourne Denpasar: Penerbangan Perdana Bawa 271 Penumpang

"Tuksedo Studio dalam kapasitasnya sebagai spesialis manufaktur mobil-mobil klasik yang dibuat secara handmade sendiri turut menyukseskan ajang World Superbike dan Supersport yang digelar di Mandalika pada akhir 2021, yang pada akhirnya membuat kami kembali ditunjuk oleh Indonesia Tourism Development Corporation untuk merancang dan melakukan produksi piala untuk ajang turisme otomotif besar selanjutnya yaitu Pertamina Grand Prix of Indonesia 2022 atau yang biasa disebut sebagai Moto GP Mandalika," ujar Gusti Handoko Kamis 17 Maret 2022.

Lebih lanjut dikatakannya Desainer Tuksedo Studio mengambil inspirasi dari “Obor” yang melambangkan menyalanya api kompetisi yang balap panas. Api itu sendiri juga selanjutnya menjadi simbol inspirasi dari bangkitnya perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Kasus Penipuan Investasi, Atta Halilintar Siap Kembalikan Tas Branded dari Doni Salmanan

"Terutama pada sektor turisme yang terdampak oleh pandemi dewasa ini, dengan harapan besar agar kita dapat sama-sama menjaga agar api dari “obor” ini tidak pernah padam, Berbentuk obor yang digunakan untuk estafet seperti pada ajang olimpiade," imbuhnya.

Dijelaskannya juga Tuksedo Studio berharap agar piala yang melambangkan semangat dan kebangkitan Indonesia yang diawali di Mandalika ini dapat diteruskan estafetnya secara berkelanjutan sebagai bukti bahwa Indonesia tidak hanya mampu mengadakan event berskala internasional hanya sekali dua kali.

Baca Juga: Usai Minum Arak 6 Botol, Yandi Ngamuk Sambil Bawa Pedang

Tapi juga sebagai negara yang memiliki kemampuan artistik dan produksi tahap dunia secara terus menerus. Umum digunakan sebagai material dari kendaraan-kendaraan yang memang dirancang untuk memiliki kecepatan tinggi karena sifatnya yang ringan dan memiliki kekuatan yang tepat untuk menopang kecepatannya.

Tuksedo Studio yang memiliki spesialisasi dalam pembuatan mobil balap klasik dari bahan dasar aluminium memutuskan untuk memilih bahan tersebut sebagai lambang dari ajang balap yang pemenangnya ditentukan oleh kecepatan pengendara serta performa kendaraannya.

Baca Juga: Video Viral Sepasang Remaja Mesum di Renon, Polda Bali Berikan Sanksi Tegas 2 Pelaku Penyebaran

Ada pun corak motif lokal yang terdapat pada piala turut melengkapi pola siluet sirkuit yang mendasari desain piala ini secara umum sebagai ajang Moto GP yang diselenggarakan di Mandalika.

"Kesempatan dan kepercayaan yang diberikan kepada Tuksedo Studio untuk Dorna Motorsport dan sebagai desainer piala pada dua ajang balap internasional pertama di sirkuit Mandalika ini merupakan sebuah bukti jika Indonesia tidak hanya mampu dalam mengadakan sebuah ajang berskala dunia namun juga fakta bahwa para seniman dan pekerja lokal memiliki kapasitas yang mumpuni untuk merancang dan membuat langsung dengan tangan sendiri sebuah karya seni berkelas dunia," tegas Gusti. ***

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x