Hari Bersepeda Sedunia 3 Juni 2024, Sejarah dan Maknanya

- 3 Juni 2024, 16:05 WIB
Ilustrasi bersepeda. Presiden Jokowi mengajak cucu pertamanya, Jan Ethes Srinarendra untuk bersepeda keliling Yogyakarta
Ilustrasi bersepeda. Presiden Jokowi mengajak cucu pertamanya, Jan Ethes Srinarendra untuk bersepeda keliling Yogyakarta /ANTARA/HO-Biro Pers Setpres

Salah satu tokoh yang berperan penting dalam mendorong diberlakukannya Hari Sepeda Sedunia adalah Profesor Sosiologi asal Amerika, Leszek Sibilski, yang sejak tahun 2015 telah mengampanyekan pentingnya peringatan ini.

Baca Juga: 10.000 Anggota Klub Mercedes Benz akan Berkumpul di Bali dalam Ajang Jamnas ke-19

Dukungan besar dari berbagai pihak akhirnya membuat Hari Sepeda Sedunia menjadi kenyataan, merayakan dan mempromosikan manfaat bersepeda di seluruh dunia. Dan seiring berjalannya waktu, pemerintah dan organisasi LSM menggelar berbagai acara pada Hari Sepeda Sedunia.

Sejumlah kampanye terkait pentingnya bersepeda muncul di berbagai negara termasuk Indonesia seperti  Bike to Work, Bike to School, dan lainnya. Kampanye-kampanye ini tidak hanya mendorong penggunaan sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari tetapi juga meningkatkan kesadaran akan manfaat bersepeda bagi kesehatan pribadi, lingkungan, dan masyarakat secara keseluruhan.

Dikutip dari laman Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN) dan WHO, Hari Bersepeda Sedunia adalah peringatan untuk menyadari bahwa sepeda adalah transportasi ramah lingkungan yang unik, tahan lama, terjangkau, dan serbaguna yang mempromosikan rasa sayang pada lingkungan serta kesehatan.

Orang-orang yang mendukung ide tersebut percaya bahwa sepeda adalah sebuah cara untuk mengentaskan kemiskinan, mendorong pengembangan berkelanjutan, edukasi, pencegahan penyakit, serta mempromosikan inklusi sosial dan perdamaian.

PBB menjelaskan bahwa aktivitas fisik yang teratur dengan intensitas sedang, seperti berjalan, bersepeda, atau olahraga, memiliki manfaat yang signifikan bagi kesehatan. Di setiap golongan usia, manfaat melakukan aktivitas fisik secara rutin lebih besar dibandingkan risikonya, contohnya kecelakaan.

Dengan melakukan aktivitas fisik yang sederhana setiap harinya, orang lebih mudah mengadopsi tingkat aktivitas fisik yang dianjurkan.

Baca Juga: Buronan Bandar Narkoba No 1 Thailand Ditangkap di Bali, Polri Usut Pelaku Pembuat KTP Palsunya

Mereka mengatakan bahwa infrastruktur untuk berjalan dan bersepeda adalah cara untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik. Bagi daerah perkotaan yang paling miskin, yang tak mampu membeli kendaraan pribadi, berjalan dan bersepeda adalah transportasi yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, beberapa jenis kanker, diabetes, serta kematian.

Halaman:

Editor: Shira Ade

Sumber: Dari Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah