318 Orang Terpapar Omicron sebagian Besar Telah Mendapatkan Vaksinasi Covid 19 Lengkap

9 Januari 2022, 10:23 WIB
Pemerintah mencatat 318 orang yang terkonfirmasi terpapar omicron kebanyakan telah menerima vaksinasi Covid-19 lengkap. /freepik

INDOBALINEWS – Pemerintah mencatat 318 orang yang terkonfirmasi terpapar omicron kebanyakan telah menerima vaksinasi Covid-19 lengkap.

Mereka ada yang tidak merasakan gejala dan bergejala ringan yang artinya dengan vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat Covid-19.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi mengatakan Kemenkes merekomendasikan perawatan berupa perubahan tatalaksana pada pasien asimtomatik dan gejala ringan, contoh penambahan obat molnupiravir dan paxlovid untuk gejala ringan.

Baca Juga: Qinghai China Diguncang Gempa Magnitudo 6,9

''Selain itu, perlu penyiapan isolasi terpusat di DKI Jakarta dan aktivasi program telemedicine untuk isolasi mandiri di DKI Jakarta. Pasien dengan komorbid dengan tingkat keparahan apa pun dirawat di rumah sakit,'' katanya akhir pekan di Jakarta.

Ia menambahkan upaya vaksinasi saja tidak cukup, harus dibarengi dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Hal ini penting dilakukan untuk menjamin seseorang aman dari tertular maupun menularkan Covid-19 kepada orang lain.

Penambahan 57 orang terkonfirmasi omicron terdiri dari 7 orang transmisi lokal dan 50 orang pelaku perjalanan luar negeri. Secara keseluruhan dari awal kasus Omicron pada Desember 2021 hingga Jumat (7/1/2022) kasus transmisi lokal berjumlah 23 orang dan kasus dari pelaku perjalanan luar negeri berjumlah 295 orang.

Baca Juga: Sampai Di Lumajang, Tim Walhi Bali dan ForBALI Ikut Distribusikan Bantuan ke Desa Penyintas

Secara kumulatif kasus paling banyak berasal dari Turki dan Arab Saudi. Kemudian kebanyakan kasus konfirmasi omicron adalah mereka yang sudah lengkap vaksinasi Covid-19.

Sebanyak 99% kasus omicron yang diisolasi memiliki gejala ringan atau tanpa gejala. 97% kasus didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri dan berasal dari Provinsi DKI Jakarta.

Selanjutnya sebanyak 4,3% kasus memiliki komorbid seperti Diabetes Melitus dan Hipertensi, serta 1% kasus membutuhkan terapi oksigen.

Kemenkes juga merekomendasikan asesmen kebutuhan konsentrator oksigen atau isotank di daerah dengan peningkatan kasus perawatan seperti Jakarta, Jawa Barat, dan Sulawesi Utara.

Baca Juga: Hasil Tes Urine Negatif, Status Pesinetron Naufal Samudra Sebagai Saksi

Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak adalah batuk dan pilek.

Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta. Sejak ditemukan pertama kali pada 24 November 2021 di Afrika Selatan, kini omicron telah terdeteksi di lebih dari 110 negara dan diperkirakan akan terus meluas.

Di lndonesia pergerakan omicron juga terus meningkat sejak pertama kali dikonfirmasi pada 16 Desember 2021.

Kemenkes mendorong daerah untuk memperkuat kegiatan 3T (testing, tracing, treatment), aktif melakukan pemantauan apabila ditemukan cluster-cluster baru Covid-19 dan segera melaporkan dan berkoordinasi dengan pusat apabila ditemukan kasus konfirmasi omicron di wilayahnya.

Kewaspadaan individu juga harus terus ditingkatkan untuk menghindari potensi penularan omicron. Protokol kesehatan 5M dan vaksinasi harus berjalan beriringan sebagai kunci untuk melindungi diri dan orang sekitar dari penularan omicron.***

Editor: M. Jagaddhita

Sumber: Kemenkes

Tags

Terkini

Terpopuler