Badan Bahasa Kemendikbudristek Bantah Klaim Literasi Warganet Rendah, 'Data Perlu Dikritisi'

1 Oktober 2023, 06:56 WIB
Ilustrasi - Membaca buku. /Pixabay/Sasint

INDOBALINEWS - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) membantah klaim bahwa literasi masyarakat Indonesia rendah atau kurang baik. 

"Darurat literasi memang, tapi sebenarnya tidak sedarurat itu. Sebetulnya tidak semuanya, karena kita punya anak sekolah di jenjang yang berbeda dan situasi yang berbeda," kata Kepala Badan Bahasa Kemendikbudristek Aminudin Aziz saat ditemui seusai acara Diskusi Kelompok Terumpun (DKT) soal Budaya Literasi di Jakarta, Sabtu malam 30 September 2023.

Melansir Antaranews.com, Minggu 1 Oktober 2023, tudingan tersebut mencuat setelah adanya data Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang memaparkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,001 persen atau satu dari 1.000 orang yang gemar membaca.

Baca Juga: Asian Games Hangzhou: Zohri Minta Maaf Belum Bisa Jadi Terbaik

Aminudin menegaskan bahwa data tersebut perlu dikritisi. Pasalnya, menurut dia, tidak semuanya dapat diterima. Meski demikian, dia menilai data tersebut bisa digunakan sebagai pembelajaran untuk terus meningkatkan kualitas literasi masyarakat Indonesia.

"Apa yang bisa dipelajari? Memperbaiki infrastruktur, sekolah, buku, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Ini tentu saling terkait, tidak bisa kita hanya sediakan perpustakaan kalau tidak ada buku yang menarik," imbuhnya.

Baca Juga: Tragis! Nenek 91 Tahun di Jembrana Tercebur Sumur, Tim SAR Turun Hingga 25 Meter

Oleh karena itu, Aminudin mengatakan pihaknya terus berupaya dalam menghadirkan bacaan yang menarik dan sesuai dengan usia dan tahapan membaca. Salah satunya adalah dengan melibatkan anak secara langsung untuk dapat menentukan buku yang menurutnya baik.

"Buku anak yang beredar selama ini adalah buku anak yang berdasarkan perspektif orang tua. Sekarang, kami kembangkan buku bacaan dengan DKT bersama para ahli dan anak secara langsung," paparnya.

Baca Juga: WTN Summit Time: Kekuatan Warga Lokal Bali dan Kerjasama Jadi Contoh Sustainable Tourism untuk Dunia

Aminudin juga menjelaskan pemilihan anak sebagai sasaran awal pengembangan buku bacaan adalah agar seseorang tertarik membaca sejak kecil, sehingga kebiasaan tersebut dapat menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan hingga dewasa.

Selain itu, Kemendikbudristek juga melakukan pelatihan kepada utusan dari berbagai daerah secara nasional dan regional untuk dapat menumbuhkan minat baca di daerahnya masing-masing. Pelatihan tersebut melibatkan banyak pihak seperti ahli, pegiat literasi, Kepala Sekolah, guru, serta mahasiswa yang sedang mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Baca Juga: Kaesang dan Misi Safari Politik PSI di Bali: Target 4% Nasional Menuju Pemilu 2024

Senada dengan hal tersebut, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI Adin Bondar mengatakan pihaknya juga berupaya meningkatkan infrastruktur perpustakaan dengan menghadirkan perpustakaan digital dengan 12 juta koleksi yang dapat diakses oleh masyarakat.

"Kami juga mengembangkan pojok baca, serta perpustakaan keliling di desa-desa untuk dapat memperkuat akses masyarakat dalam ilmu pengetahuan," kata Adin.***

Baca Juga: Kronologi Kakek Cabuli Anak 12 Tahun di Depok Hingga Meninggal Dunia

Editor: Ronatal Siahaan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler