Fenomena La Nina, Waspadai Banjir Bandang dan Tanah Longsor

- 1 Oktober 2020, 14:36 WIB
ilustrasi banjir bandang
ilustrasi banjir bandang /shira ade/pixabay

 

INDOBALINEWS -Fenomena La Nina adalah dinamika atmosfer dan laut yang mempengaruhi cuaca di sekita Laut Pasifik. Atau juga peristiwa penurunan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian timur yang menyebabkan peningkatan kecepatan angin pasat timur yang bertiup di sepanjang Samudera Pasifik.

dinamika atmosfer dan laut yang mempengaruhi cuaca di sekitar Laut Pasifik.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "September-November Beberapa Wilayah Indonesia Terdampak La Nina, Kecuali Sumatera", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/09/30/16015951/september-november-beberapa-wilayah-indonesia-terdampak-la-nina-kecuali.
Penulis : Deti Mega Purnamasari
Editor : Bayu Galih

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
dinamika atmosfer dan laut yang mempengaruhi cuaca di sekitar Laut Pasifik.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "September-November Beberapa Wilayah Indonesia Terdampak La Nina, Kecuali Sumatera", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/09/30/16015951/september-november-beberapa-wilayah-indonesia-terdampak-la-nina-kecuali.
Penulis : Deti Mega Purnamasari
Editor : Bayu Galih

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
dinamika atmosfer dan laut yang mempengaruhi cuaca di sekitar Laut Pasifik.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "September-November Beberapa Wilayah Indonesia Terdampak La Nina, Kecuali Sumatera", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/09/30/16015951/september-november-beberapa-wilayah-indonesia-terdampak-la-nina-kecuali.
Penulis : Deti Mega Purnamasari
Editor : Bayu Galih

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJkondisi turunnya suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik dan suhunya lebih rendah dibanding kawasan sekitarnya. Akibat La Nina ini wilayah Indonesia akan mengalami intensitas hujan lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.

Fenomena La Nina dapat berdampak pada anomali cuaca yang berujung pada bencana hidrometeorologi. Namun dampak tersebut sangat bergantung pada musim dan bulan, wilayah serta intensitasnya.

Baca Juga: Update Penanggulangan Covid-19 di Bali, Rabu 30 September 2020

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam rilis Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB yang diketuai oleh Dr. Raditya Jati kepada indobalinews.com Kamis 1 Oktober 2020, berdasarkan analisis dari potret data suhu permukaan laut di Pasifik, saat ini La Nina sudah teraktivasi di Pasifik Timur.

Baca Juga: Kasdam IX/Udayana Ikuti Upacara HKP dari Bali

Kondisi ini dapat memicu frekuensi dan curah hujan wilayah Indonesia pada bulan-bulan ke depan hingga April tahun depan jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Supari bahwa dampak La Nina dapat memicu curah hujan yang jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi normal sehingga potensi banjir. Untuk itu banjir bandang dan tanah longsor ke depan perlu diwaspadai.

Baca Juga: Scott Girard Tewas Dalam Kamar Hostel di Canggu Bali

Menyikapi fenomena yang berlangsung terkait cuaca dan iklim ini, ia menyampaikan perlunya kewaspadaan terhadap kondisi hujan di atas normal pada Oktober dasarian I dan II. Satuan dasarian yang digunakan menunjuk pada kurun waktu sepuluh harian.

Baca Juga: Jadwal Film Banyak Mundur, Sejumlah Bioskop di AS Tutup

“Beberapa provinsi diperkirakan akan memasuki musim hujan pada Oktober 2020,” kata Supari saat konferensi pers tim intelejen penanggulangan bencana yang dilakukan secara virtual pada Rabu 30 September 2020. Terkait dengan La Nina, ia mengatakan bahwa dampaknya tidak seragam di seluruh wilayah Indonesia.

Baca Juga: Polsek Mengwi Ungkap Jaringan Curanmor Bali-Jember

Sementara itu, prakiraan awal musim hujan akan berlangung pada Oktober dengan wilayah teridentifikasi di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara dan sebagian kecil Nusa Tenggara Barat.

Baca Juga: Rilis Album Baru, Sam Smith Gelar Konser Virtual di Abbey Road Studio

Prakiraan tersebut untuk wilayah Sumatera, seperti di pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka dan Lampung. Wilayah Jawa diprakirakan terjadi di Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian kecil Jawa Timur.

Baca Juga: Tantangan TMMD Kodam IX/Udayana di Tengah Pandemi

Sedangkan di wilayah Kalimantan, potensi hujan di sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Melalui analisis maupun informasi peringatan dini cuaca dari BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengharapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai focal point penanggulangan bencana di tingkat provinsi, kabupaten dan kota untuk selalu waspada dan siap siaga menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi. Upaya dini pencegahan dan mitigasi harus dilakukan untuk mengurangi atau pun menghindari dampak bencana.

Baca Juga: Jendral Ahmad Yani, Sosok Jendral Kesayangan Presiden Soekarno

BNPB juga mengimbau masyarakat untuk melakukan upaya kesiapsiagaan, khususnya di lingkup keluarga. Setiap keluarga dapat memonitor dan menganalisis secara sederhana potensi bahaya yang ada di sekitar.

Melalui aplikasi berbasis teknologi informasi, InaRISK personal, kita dapat melihat ancaman bahaya di sekitar kita. Kemudian, diskusikan di antara anggota keluarga langkah-langkah mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi, seperti mematikan aliran listrik, menyimpan dokumen penting di tempat aman atau menyiapkan tas siaga bencana.(***)

 

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah