‘Gempa Bumi 8,9 Magnitudo, Akan Hancurkan Teluk Bayur dan Bandara Minangkabau’, Menurut Para Ahli

- 16 November 2020, 21:51 WIB
Ilustrasi Tsunami
Ilustrasi Tsunami /PIXABAY/KELLEPICS

INDOBALINEWS - Pulau Sumatera sejarahnya sudah mengalami beberapa kali bencana Tsunami.

Khusus di Sumatera Barat, Tsunami pernah terjadi di Kepulauan Mentawai pada 25 Oktober 2010 yang menelan korban jiwa hingga 408 orang.

Atas kejadian yang pernah ada itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) mengantisipasi dan mewaspadai kemungkinan buruk itu terulang kembali.

Terlebih dengan adanya prediksi dari para ahli yang memunculkan peluang terjadinya Tsunami kembali.

Baca Juga: Dampak Acara Rizieq: Selain Dua Kapolda Dicopot, Kapolres Jakarta Pusat Dicopot Juga

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengatakan berdasar pendapat para ahli, jika terjadi patahan Megathrust Mentawai, akan terjadi gempa bumi berkekuatan 8,9 magnitudo.

Pandangan para ahli tersebut juga dijabarkan lebih lanjut atas kemungkinan yang terjadi akan akibat dari gerakan patahan Megathrust Mentawai tersebut, yaitu berupa Tsunami yang dahsyat.

“20 sampai 30 menit kemudian disusul gelombang tsunami di Kota Padang setinggi enam hingga 10 meter dengan jarak dua hingga lima kilometer,” kata Syahrazad Jamil dalam sebuah diskusi virtual.

Baca Juga: Pendaftaran BLT UMKM Rp2,4 Juta Tahun 2020 Masih Diperpanjang Sampai Akhir Tahun

Syahrazad Jamil adalah Kepala Bidang (Kabid) PK BPBD Provinsi Sumatera Barat, yang sedang ikut dalam diskusi virtual terkait upaya pengurangan resiko bencana tsunami di Provinsi Sumbar, yang dipantau dari Jakarta.

Lebih lanjut Jamil memberikan prediksinya, bencana tersebut setidaknya berdampak pada 1,3 juta penduduk. Yang dengan skenario terburuk adalah diperkirakan 39.321 jiwa meninggal dunia, 52.367 hilang dan 103.225 mengalami luka-luka.

Baca Juga: Dua Kapolda Dicopot, Anies Ditegur, Gara-Gara Habib Rizieq Shihab Langgar Prokes Saat Mantu

“Pelabuhan Teluk Bayur dan Bandara Minangkabau hancur, itu prediksi para ahli,” kata Jamil, seperti yang dikutip dari antaranews.

Hingga akhirnya,  Pemprov Sumbar melakukan banyak upaya, salah satunya membangun kemitraan dan koordinasi  dengan Non Government Organization (NGO) nasional maupun internasional,, termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Selain itu Pemprov Sumbar juga bekerja sama dalam membentuk Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) dan kelompok siaga bencana hingga tingkat desa atau kelurahan.

Baca Juga: Tiga Alasan Yang Bisa Bikin Nasib Jokowi Seperti Soeharto

Begitu juga dengan TNI dan Polri  dan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang kerjasamanya terus diperkuat untuk saling membantu dalam mempersiapkan diri penanggulangan bencana tersebut.

Pemprov juga membentuk dan melatih satuan pendidikan aman bencana, kelompok siaga bencana, latihan evakuasi mandiri dan pembangunan sarana mitigasi serta evakuasi berupa shelter, peta jalur evakuasi dan peringatan dini.

Bangunan shelter yang kita bangun memberikan rasa aman bagi masyarakat. Apalagi sejak kejadian gempa 2009 sudah menjamur bangunan seperti hotel yang memberikan rasa aman,” kata Jamil lagi. (***)



Editor: Rudolf

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah