Kerusuhan Sepak Bola di Malang, Menpora Tekankan Edukasi Masyarakat untuk Menerima Kekalahan

- 2 Oktober 2022, 10:24 WIB
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang/Twitter/@PelatihBart
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang/Twitter/@PelatihBart //Twitter/@PelatihBart/

Sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tambahnya.

Baca Juga: Simulasi, Pelaku Penyandera Delegasi G20 di Bandara Ngurah Rai Dilumpuhkan Petugas

Sesungguhnya, lanjutnya, pertandingan di Stadion Kanjuruhan tersebut berjalan dengan lancar. Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.

Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Baca Juga: Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo Gandeng PPATK Analisis Ratusan Rekening Transaksi Judi

Menurutnya, penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," katanya.***

 

Halaman:

Editor: Shira Ade

Sumber: PRMN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah