23 Kasus Cacar Monyet di Jakarta Semua Laki Laki 25-50 Tahun, Tertular dari Kontak Seksual

3 November 2023, 07:15 WIB
Ilustrasi mpox. Semua kasus mpox atau cara monyet di Jakarta adalah laki laki dan terular dari kontak seksual. /Tangkap layar Instagram.com/@dkksemarang

 

INDOBALINEWS - Di DKI Jakarta total terdeteksi 25 kasus cacar monyet hingga saat ini. Dan semuanya berjenis kelamin laki-laki yang didominasi bergejala ringan. 23 dari kasus berusia 25-50 tahun dan semuanya tertular dari kontak seksual.

Menurut Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama dalam webinar soal cacar monyet di Jakarta, Kamis 2 November 2023, dari 25 kasus tersebut hanya 1 yang sudah dinyatakan sembuh.

"Kasus total 25 orang, semua bergejala ringan, semua tertular dari kontak seksual, semua laki-laki berusia 25-50 tahun, hanya dua kasus 45-70 tahun," ujarnya dilansir Antara.

Baca Juga: 10 Novel Klasik yang Wajib Kamu Baca, Salah Satunya 'Pride and Prejudice'

Dari 25 kasus tersebut, satu orang sudah dinyatakan sembuh, sedangkan 24 kasus lainnya merupakan kasus positif aktif yang saat ini masih menjalani perawatan intensif dan isolasi di rumah sakit.

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengatakan bahwa mayoritas kasus aktif cacar monyet atau mpox sudah positif terjangkit Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan infeksi penyakit seksual.

"Ada 24 kasus aktif hingga saat ini mayoritas dengan HIV positif, ada tiga yang tidak memiliki komorbid sama sekali, ada yang HIV negatif, namun dengan sifilis," imbuhnya.

Baca Juga: Elkan Baggott Cetak Sejarah buat Timnas Indonesia Usai Bobol Gawang Fulham di Piala Liga Inggris

Dia mengatakan bahwa pasien di Jakarta yang mengetahui terjangkit HIV karena terdiagnosis mpox. Itulah mengapa salah satu yang penting setelah terdiagnosis, adalah proses tracing atau penelusuran sebanyak-banyaknya.

Khususnya pada kontak seksual pasien selama 21 hari ke belakang sebelum terdiagnosis, menjadi salah satu kunci tidak meluasnya penyebaran cacar monyet.

 

"Karena pada saat terkena mpox positif secara pararel, Dinkes DKI melakukan pemeriksaan HIV dan infeksi menular seksual lain," kata dia.

Baca Juga: WHC di Bali, Jokowi: Bumi Telah Masuki Fase 'Pendidihan Global'

 

Gejala cacar monyet biasanya diawali nyeri kepala kemudian diikuti demam lebih dari 38 derajat celsius dan nyeri tenggorokan dan pembesaran kelenjar getah bening, diikuti munculnya ruam setelah satu atau tiga hari.

Penampakan ruam berupa ruam merah yang jumlahnya sedikit, tersebar secara regional, misalnya di area lengan, kemudian ada di area genital, tungkai dan lainnya.

Gejala ini berbeda dengan cacar air yang biasanya ditandai demam hingga 39 derajat Celcius, lalu ruam yang muncul dalam satu waktu bisa bermanifestasi banyak sekali yaitu bisa berupa. kemerahan, bintil, lenting, dan ini ada di berbagai fase.

Adapun ruam pada cacar air umumnya diikuti oleh rasa subjektif gatal. Angka kematian akibat penyakit ini sangat jarang terutama pada anak-anak.

Baca Juga: Putaran Kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, STY Panggil 27 Pemain Timnas

Cacar monyet adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi virus langka dari hewan (zoonosis) atau sering kali secara global disebut dengan virus monkeypox. Penyebutan cacar monyet sendiri bukan tanpa alasan. Hal ini dikarenakan monyet merupakan inang utama dari virus monkeypox.

Sebenarnya, cacar monyet adalah kasus yang sudah muncul dari tahun 1970 di Kongi, Afrika Selatan, yaitu kasus yang menular dari monyet ke manusia. 

 Baca Juga: Begini Cara Palestina Gunakan Simbol Semangka Sebagai Bentuk Perlawanan untuk Kelabui Israel

Saat seseorang terkena penyakit cacar monyet, maka pada permukaan kulitnya akan muncul bintil-bintil bernanah, bahkan melepuh. Sama halnya dengan penyakit cacar lainnya, cacar monyet juga disertai dengan demam tetapi diiringi pembengkakan pada kelenjar getah bening di ketiak. ***

Editor: Shira Ade

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler